Mau Minta Maaf Tapi Tidak Bisa Ditemui, Padah Punya Salah

Esai, Literasi189 Dilihat

KH. Heri Kuswanto

1) Imam Nawawi dalam  Al-Adzkar

Jika yang disakiti tidak diketahui tempatnya

فإن كان صاحب الغيبة ميتاً أو غائباً ، فقد تعذر تحصيل البراءة منها ، لكن قال العلماء : ينبغي أن يكثر الاستغفار له ، والدعاء ، ويكثر من الحسنات

Apabila orang yang pernah digosipi, kemudian:

–  Mati

– Atau tidak diketahui keberadaannya sehingga tidak bisa meminta maaf padanya

– Maka ulama berpendapat:

Hendaknya penggosip memperbanyak istighfar padanya, mendoakannya, dan memperbanyak berbuat kebaikan.

Baca Juga:

2) Ali bin Sulton Muhammad Al-Qary dalam Mirqotul Mafatih Syarah Misykatul Mashobih

فإن تعذر ذلك فليعزم على أنه متى وجده تحلل منه ، فإذا حلله سقط عنه ما وجب عليه له من الحق ، فإن عجز عن ذلك كله بأن كان صاحب الغيبة ميتا أو غائبا ، فليستغفر الله تعالى ، والمرجو من فضله وكرمه أن يرضي خصمه من إحسانه ، فإنه جواد كريم رؤوف رحيم

Apabila  meminta maaf pada yang bersangkutan tidak bisa dilakukan, maka

– Hendaknya dia berniat melakukannya kapan saja dia bertemu untuk meminta kehalalannya.

– Bila yang digosipi memaafkan, maka gugurlah beban dosanya.

– Bila tidak mampu melakukan itu semuanya seperti orang yang di-ghibahi mati atau hilang maka hendaknya memohon ampun pada Allah dan berharap pada keutamaan dan kemurahan-Nya untuk meridai (Allah Maha Pemurah dan Pengasih).

 

Minta Maaf Lewat HP?

1) Minta Maaf lewat HP

– Diperbolehkan

– Tetapi  lebih baik kita temui secara langsung tanpa perantara.

– Minta maaf lewat HP lebih baik daripada tidak sama sekali

– Makna  maaf adalah pembebasan  dari hukuman karena suatu kesalahan (berkata, bertindak ,dan lain-lain).

2) Mundziri dalam At Targhib Wat Tarhib:

أنَّ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم رقِي المنبرَ، فلمَّا رقِي الدَّرجةَ الأولَى، قال : آمين، ثمَّ رقِي الثَّانيةَ، فقال : آمين، ثمَّ رقِي الثَّالثةَ فقال : آمين، فقالوا : يا رسولَ اللهِ ! سمِعناك تقولُ آمين ثلاثَ مرَّاتٍ ، قال : لمَّا رقِيتُ الدَّرجةَ الأولَى جاءني جبريلُ فقال : شَقِي عبدٌ أدرك رمضانَ فانسلخ منه ولم يُغفرْ له فقلتُ : آمين، ثمَّ قال : شَقِي عبدٌ أدرك والدَيْه أو أحدَهما فلم يُدخِلاه الجنَّةَ فقلتُ آمين ، ثمَّ قال : شَقِي عبدٌ

– “Dari Abu Hurairah: Rasulullah saw naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya: ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah? Kemudian beliau bersabda,

– ‘Baru saja Jibril berkata kepadaku: Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’,

– Kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk surga (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’.

– Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin.

Baca Juga: Cinta yang Irasional

3) HR. Bukhari

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari di mana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi.”

 

Foto Profil KH Heri Kuswanto Lintang SongoKH. Heri Kuswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo, A’wan Syuriah PWNU DIY sekaligus dosen IIQ An Nur Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar