Substansi Kefakiran

Ngaji577 Dilihat
ngaji tasawuf, substansi kefakiran kuswaedi syafi`i;
Kuswaidi Syafi’ie
Dalam kitab Sirr al-Asrar fi Kasyf al-Anwar yang digubah Imam Ahmad al-Ghazali (wafat pada 520 H), ada tiga jenjang substansi kefakiran yang mesti ditempuh secara spiritual oleh orang-orang beriman.
Pertama, faqr al-dzat, yaitu pengakuan mengenai adanya rasa butuh terhadap kemahaesaanNya dalam memberikan pertolongan terhadap seluruh makhluk. Dalam hal ini, baik orang beriman maupun orang yang kufur akan sama-sama menyeru Allah SWT ketika mereka merasa terdesak menghadapi kondisi getir yang menggocoh mereka.
Kedua, faqr al-shifat, yaitu kefakiran yang dirasakan dan dialami para wali. Ketika dengan karunia Allah SWT mereka terbebaskan dari berbagai belenggu dunia ini dan jebakan akhirat nanti, lalu mereka sampai pada alam tauhid yang murni, maka semua sifat yang semula dinisbatkan kepada mereka seperti tamak, syahwat, menggebu terhadap pangkat dan kekuasaan: semua itu lenyap dari diri mereka.
Jangan Lewatkan: Jenggot
Mereka laksana burung yang tidak sanggup terbang karena sayapnya tergunting habis. Mareka lalu merasa sangat membutuhkan sifat-sifat kemuliaan yang dikirim dari arah hadirat Allah SWT agar bisa melesat terbang menuju “alamatNya”.
Ketiga, faqr al-af’al, yaitu kefakiran yang disandang oleh para nabi. Pada setiap mau melakukan tindakan dan mengambil keputusan, mereka senantiasa membutuhkan izin Allah SWT terlebih dahulu. Andaikan izin itu tak ada, mereka tidak akan pernah lancang untuk melakukan sesuatu atau mengambil keputusan apapun.
Sungguh, itulah kehidupan rabbani yang amat cemerlang dan menawan. Inilah tiga jenjang substansi kefakiran. Wallahu a’lamu bish-shawab.
Kuswaidi Syafi’ie, Penyair sekaligus  Pengasuh PP. Maulana Rumi Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *