Etika Berdebat

Literasi, Opini1760 Dilihat

 

Berdebat telah menjadi bagian dari warisan budaya dan sejarah manusia. Di banyak masyarakat, berdebat sebagai sarana untuk menyampaikan pendapat, mencari solusi, atau menyelesaikan masalah dan mengadu ide dengan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 25 dijelaskan “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”, dalam ajaran Islam debat diistilahkan dengan jadal/jidal yaitu mendebat atau berbantahan.

Adab berdebat yang diatur dalam Islam menekankan pentingnya sikap hormat, kesopanan, dan kebijaksanaan dalam menyampaikan pendapat. Salah satu prinsip adab berdebat yang terkait dengan kesabaran dan mendengarkan lawan bicara dengan tenang dikenal dengan istilah “Izinkan lawan bicara untuk mengatakan semua yang ingin disampaikan.

Jangan Skip: Kritik Pemerintah Yogyakarta, Gus Hilmy Nilai Ade Armando Ngawur dan Ahistoris

Memberikan kesempatan bagi lawan bicara untuk mengemukakan argumennya adalah bentuk dari prinsip pendengaran aktif. Ini memungkinkan terciptanya dialog yang saling menghormati dan saling memahami. Memberikan waktu yang cukup kepada lawan bicara untuk menyampaikan argumennya menunjukkan sikap fair play. Hal ini menekankan prinsip keadilan dalam berdebat.

Kemudian, bersikap sabar adalah nilai penting dalam Islam, dan hal ini mencakup menahan diri untuk tidak menginterupsi lawan bicara ketika ia sedang menyampaikan pendapatnya. Memberikan izin kepada lawan bicara untuk berbicara dengan bebas juga mencerminkan penghargaan terhadap keberagaman perspektif dan pemahaman.
Mendengarkan dengan Niat Pemahaman. Mendengarkan dengan niat pemahaman membantu menghilangkan prasangka dan memungkinkan peserta berdebat untuk melihat suatu isu dari berbagai sudut pandang.

Memberikan izin untuk berbicara dengan tenang dan memberikan waktu yang cukup untuk lawan bicara dapat menciptakan atmosfer berdebat yang positif. Mempertahankan ukhuwah (persaudaraan ) dalam berdebat merupakan tujuan akhir dari prinsip. Meskipun memiliki perbedaan pendapat, sikap saling mendengarkan dan menghormati meningkatkan kebersamaan merupakan perilaku terpuji.

Jangan Skip: Program Manajemen Talenta BRIN 2023

Sehingga dalam berdebat tidak saling menjatuhkan apalagi merugikan lawan bicara yang menimbulkan resiko konflik. Sebaliknya berdebat merupakan alternatif cara dalam menyampaikan ide maupun gagasan yang akan membawa kemashlahatan.

Jamilludin, S.Sos.I., M.A, Penyuluh Agama Islam KUA Sedayu, tinggal di Perum. Green Tasneem Cikalan Bangunjiwo Kasihan Bantul DI. Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *