Seperti kata “hatiku” dan kata “hatimu” yang tak lagi menyatu. Hubungan yang merenggang, perasaan yang kian samar, hingga puncak keyakinan yang menghilang. Apakah kau masih bertanya, apa alasannya?
________
Kupersembahkan sajak teruntuk dirimu yang pergi membawa serangkaian patah hati:
Di akhir panjangnya waktu yang telah kita lewati, maafkan aku..
yang sering tak memberimu kabar
yang sering tak datang padahal ditunggu
yang sering meniada tatkala ada
yang sering kali mengecewakan, dan terus beralasan
________________________
padahal kau menunggunya secara sabar
padahal kau inginkan bahagia tatkala hadir
________
tapi, aku tak menyembuhkannya.
________________________
Usai tak harus tentang melupa, bukan?
Terimakasih atas segala cerita yang tak sengaja ada. Maaf jika ingatan ini menjadi pilu yang tak berkesudahan. Memori seburuk apapun, akan kuingat dengan baik, kususun rapi agar tak terulang lagi.
Sekali lagi, terimakasih dan maaf untuk segala cerita.
Jangan Lewatkan: NULIS STORY, NULIS PUISI | TIPS MENULIS PUISI YANG BAIK
Pesan untuk si mala (masa lalu):
Langit jogja, waktu malam masih tetap indah ya?
Seindah melodiku yang tak lagi seirama denganmu
Achidza Millati Mardiyah, Mahasiswa Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Yogyakarta
1 komentar