Kala itu, nasibnya redup
Hidupnya serampangan tak terarah
Menjadi orang tak berperasaan
Tersebab menjadi manusia yang tak dimanusiakan
—
Melintasi jutaan penolakan
Mengembara kerelaan
Mencari celah-celah kecil penerimaan
Jangan Lewatkan: FRASA YANG TAK SEMPURNA
———
Jasadnya menguraikan nestapa
Tak ada yang ia genggam,
Kecuali kecemasan
—————————————
Lubuk hatinya pun berantakan,
Tapi ia merengkuh jutaan renjana pada Tuhannya
———————-
Lalu, di suatu malam yang agung
Tangisnya pecah tanpa suara
Merutuki segala dosa yang membelenggu dirinya
Tak ada obat mujarab selain do’a dan menghamba
—-
Adakah alasan menggagalkan harapan rida pada sang Maha?
Manusia mana yang tahu?
Jika tiap tetesan penghamba-annya telah Tuhan terima.
Achidza Millati Mardiyah, Mahasiswa Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Yogyakarta
Nikmati: Nulis Story, Nulis Puisi | Tips Menulis Puisi yang Baik | Muhammad Ali Fakih | damarcast