Laki-laki Sejati dan Etos Mandiri
Wahai Saudaraku, Para Santri…
Jika engkau mengaku sebagai laki-laki sejati, maka ketahuilah!
Tidak ada kata berhenti atau bersikap santai-santai
Laki-laki sejati pantang mundur menghadapi tantangan
Laki-laki sejati tak kenal rasa frustasi
Laki-laki sejati senantiasa optimis dan percaya diri
Wahai Saudara, Para Santri…
Jika engkau mengaku sebagai laki-laki sejati, maka camkanlah!
Engkau bukan anak perempuan
Maka tak pantas bagimu menadahkan tangan
Kepada orang tua mohonlah rida dan doa
Tapi bukan merengek-rengek menyusahkan dan memeras uang
Laki-laki sejati adalah laki-laki yang mandiri
Dan pantang menyerah melawan keadaan
Wahai saudaraku, Para Santri…
Jika engkau mengaku sebagai laki-laki sejati, maka perhatikanlah
Dunia kepenulisan adalah kepedulian
Dunia kepenulisan adalah jalan kemandirian
Dunia kepenulisan adalah media transformasi diri yang elegan
Tapi yang harus kau qodamkan dalam dirimu;
Sama sekali kau tidak berhak menjadi penulis sejati,
Jika hari-hari dan waktumu kau gunakan santai-santai;
Sama sekali engkau tak berhak menjadi penulis sejati,
Jika buku-buku hanya kau jadikan hiasan
Atau kau pandangi saja tanpa pembacaan dan pemahaman;
Sama sekali engkau tidak berhak menjadi penulis sejati,
Jika engkau menulis hanya satu dua tiga kali
Lalu buru-buru engkau ingin dimuat dan minta diakui;
Karya bagi penulis sejati adalah bagaikan ludah yang dilepas
Hanya orang linglung yang kerjanya
Mencari-cari kembali ludah yang basi
Wahai Saudaraku, Para Santri…
Jika engkau mengaku sebagai laki-laki sejati, maka renungkanlah!
Hari ini harus lebih banyak membaca dari hari kemarin
Hari ini harus lebih produktif dari hari kemarin
KH. Zainal Arifin Thoha, Pendiri Pondok Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy`ari Yogyakarta