Puisi Rudiana Ade Ginanjar

Literasi, Puisi347 Dilihat
Rahasia Budi

Aku tahu waktu telah tertidur,

seorang pengelana menetap

di tanah terbuka bagai pasir.

 

Di sana engkau dengan selendang penari

hari; sebuah kuil lembut kabut

jangkar dari kapal yang merapat pelan.

 

Hanya napas lirih,

suara angin terasa lebih dalam

merengkuh kata ya.

 

Lalu rumah menemu isyarat hening.

Dentang berbalik ke asal suara.

Di hadapanmu, ditentang serangkum sinar,

sebuah serdawa pelan dari ruang makan

telah menetapkan rasa puas.

 

Angin tidur, halus. Waktu menginap

sepanjang dini hari

di kerjapan kelopak kebeningan.

2021

Jangan Lewatkan Baca Juga: Sajak-sajak Rudiana Ade Ginanjar
Cintanya Kaum Miskin

1.

Di sini tidak ada beda

sebuah hujan runtuh

atau pelabuhan gaduh:

setiap diri bergegas.

Jam telah begitu rekat

menggambar jejak keseharian.

 

Lalu udara akrab menghirup

napas pelan,

sebuah tanah lapang dari pagi,

keuntungan tak seberapa,

dan kerja yang terlampau mencolok.

 

Kata-kata terpahat di hati.

Bagai dewala, segenap ruang

melihat garis di empat penjuru.

Misalkan jarak—jauh dan mesti ditempuh,

menelanjangi kepapaan,

berjalanlah detik dan ingatan.

 

Cukupkah hati menabung rindu?

 

Atau sejak semula kami harus saling bermimpi.

Tanpa lencana, sebuah tugas

menjadi wajib dan genting.

Misalkan lapar mendekat dan berdiam

hanya tangan terpanjat dan kaki berlepas sepi.

 

Sebab kami tinggal di bawah mentari

atau menari bersamanya.

2021

Baca Juga: Puisi Ibu D Zawawi Imron
Putri

Hampir pasti sudah bisa dikenangnya

suatu jalan lurus,

tempat kebun dan pondok musim kering:

ia catat almanak berjatuhan,

seperti dedaunan dekat jendela.

Sejumlah surat, hanya kota lenyap.

 

Bila kerudung hujan terbuka

ke arah ufuk,

ia akan bersenandung ulang

seperti hari pertama berakhir perang.

2021

Amnil Saja: Loker Staf IT IIQ An Nur Yogyakarta 2022
Masa Sekolah

Yang berkibar di  ujung tiang

di atas pepadang,

berbaur bersama himne. Sebuah hitungan

menyusur rasi bintang,

mengasah batu kusam,

menyiram lembah muram.

 

Tangan yang senantiasa memetik

dan bibir gelayut kemerduan.

 

Jatuh dari yang tak dikenal,

hanya berkas muasal

dan petunjuk laju.

2020

Cermati: Malam Lupa Belum Niat, Masih Sahkah Puasanya?
Dari Bawah Panggung

Sebuah suara dibentuk

bak perkamen lusuh,

memisah jarak

antarnyata. Lampu hidup,

bertarian angin

ke geladak panggung

hendak berlayar ke suatu kisah.

 

Namamu: pesulap, badut,

penyanyi atau pengkhotbah.

Diabadikan

seperti tanggal kelahiran

mencatat kehadiran baru.

 

Sedang pandangku nyaring

berkelebat di antara ruas-ruas pemirsa.

Mereka menyembunyikanmu.

 

Engkau selalu menjadi lakon

di tiap adegan. Aku hanya

enggan menggugah tiap denyut,

sebab sebuah panggung

terlampau sempurna,

seakan ombak

memburu telapak kakimu.

2020

 

Profil RudianaRudiana Ade Ginanjar, lahir di Cilacap, 21 Maret 1985. Beberapa karyanya terhimpun dalam surat kabar, buku antologi bersama, dan media daring; antara lain: Rasa Rumangsa Tanggap Sasmita (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, 2010), Blues Mata Hati (Dewan Kesenian Kabupaten Banyumas, 2008), Pendhapa 5 (Dewan Kesenian Jawa Tengah, 2008), Rumahlebah Ruang Puisi #4 (Komunitas Rumahlebah, 2017), Kembang Glepang 2 (2021), Dari Negeri Poci 11 (Komunitas Radja Ketjil, 2021), Horison, Seputar Indonesia, Suara Merdeka, Radar Banyumas, Harian Rakyat Sumbar, Solopos, Kedaulatan Rakyat, Jawa Pos, Koran Tempo. Puisinya masuk dalam nominasi Anargya Sarayu Penawara (Dewan Kesenian Kabupaten Banyumas, 2020).

Ia menamatkan pendidikan formal di SMAN 1 Majenang (2003/2004), pendidikan berbasis keterampilan komputer di LPK El Rahma Satria Purwokerto (2004/2005), dan menimba ilmu di sejumlah pondok pesantren di Yogyakarta. Kini lebih banyak menghabiskan waktu untuk memperdalam khazanah pengetahuan dan menulis. Selain menulis puisi, dia juga menulis esai dan menerjemahkan karya sastra asing untuk mengisi masa-masa senggang. Manuskrip antologi puisi tunggalnya antara lain Salam Bumi (2019). Bergabung di Komunitas Sastra “Kutub”, Yogyakarta.

Mengelola akun media sosial weblog “Ginanjar Pustaka” (https://ginanjarpustaka.blogspot.com) dan Facebook “Rudiana Ade Ginanjar” (https://facebook.com/rudiana.ade.ginanjar). Bisa dihubungi melalui surel: ginanjarpustaka@gmail.com, atau ponsel: 082-325-647-406. Alamat rumah: Jl. Kepudang No. 24 RT 05 RW 02 Desa Caruy, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap, Kode Pos 53262, Jawa Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 komentar