Ibu
ibu
kalau aku merantau
lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering,
daunan pun gugur bersama reranting
hanya mata air airmatamu, ibu,
yang tetap lancar mengalir
Selain Puisi Ibu D Zawawi Imron, bisa juga nikmati Puisi Gus Mus suara asli Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana
Kalau aku merantau
sedap kopyor susumu
dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan
memutikkan sari-sari kerinduan
karena hutangku padamu ibu
tak kuasa kubayar
hutangku padamu ibu
tak kuasa kubayar
hutangku padamu ibu
tak kuasa kubayar
Selain Puisi Ibu D Zawawi Imron, bisa juga nikmati Puisi Perantau di Jalur Bantul-Sleman Puisi Muhammad Ali Fakih
Ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan
aku di sini
saat bunga kembang
menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit,
kemudian ke bumi
aku mengangguk
meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi,
mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar,
menebar pukat
dan melempar sauh
lokan-lokan,
mutiara dan kembang laut
semua bagiku
kalau aku ikut ujian
lalu ditanya tentang pahlawan
kalau aku ikut ujian
lalu ditanya tentang pahlawan
Kalau aku ikut ujian
lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu,
yang akan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
Kalau aku berlayar
lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan
sudah kukenal
Ibulah itu, bidadari
yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku
1 komentar