ejogja.ID – Bantul, KKN Tematik Kelompok 3 UIN Sunan Kalijaga mengadakan kegiatan bertajuk Observasi (Obrolan Seru Bervariasi). Kegiatan ini bertitimangsa 14 Juli 2022. Kegiatan ini mengangkat tema, “Penyuluhan Pentingnya Memilah Sampah”. Nur Insyaffana Kayla Oktaviona, selaku ketua KKN memberikan sambutan perdana. Dalam sambutannya, dia menyatakan topik ini sesuai dengan observasi yang telah anggota KKN lakukan beberapa hari ini di lingkungan Pondok Pesantren Harapan Ar-Risalah. Harapannya supaya dapat bermanfaat bagi santri dan warga di lingkungan pondok pesantren.
Baca Juga: KKN Tematik 108 di PP Harapan Ar-Risalah Bantul Yogyakarta
Sambutan berikutnya oleh ketua Yayasan, K.H. Fajar Basyir. Beliau menyampaikan, “Kita akan menerima ilmu tentang kebersihan dan persampahan, kita harus latihan mandiri untuk tidak ikut mengotori tempat, membuat polusi yang bisa mengotori kota. Allah telah memberi kita akal untuk bisa berpikir untuk bisa tetap menjaga kebersihan di lingkungan kita.”
Acara kemudian berlanjut dengan materi dan diskusi dengan Hj. Tsalis Siswanti, sebagai Ibu Lurah Wijirejo.
“Tidak ada sampah jika kita kelola dengan baik, karena sampah itu ada manfaatnya jika kita pintar memilahnya. Harapannya setelah observasi ini, mengajak teman-temannya untuk memilah sampah agar lingkungan pondok pesantren menjadi bersih. Sampahmu adalah tanggungjawabmu. Sampah itu bermacam-macam, ada sampah organik yaitu sampah yang membusuk, sampah yang berurai. Yang organik, bisa kita olah dan didaur ulang. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak membusuk dan bisa didaur ulang. Sampah residu adalah sampah b3 (bekas bahan beracun) seperti baterai yang mengandung kimia, bekas tempat obat yang harus terpisah tempatnya,” ujarnya.
Jangan Lewatkan Baca Juga: Domba Gus Randy Menghadap Tuhan
Cara memilah sampah, sampah membusuk: bekas sisa-sisa makanan, sampah dapur itu termasuk sampah organik. Sampah plastik, botol, kertas, besi, kaca termasuk sampah anorganik. Sampah plastik dari pabrik itu plastic multilayer. Plastic sendiri, kertas sendiri, sedotan sendiri.
“Sampah itu sebenarnya bukan sampah, tapi sampah itu pembawa berkah karena sampah itu kalua dikelola dengan benar akan menjadi sumber ekonomi sekitar,” tambah Ibu Tsalis di sela-sela diskusi bersama teman-teman santri.
Para santri antusias mengikuti kegiatan dengan penyuluhan tersebut. Itu terlihat dari banyak para santri yang bertanya tentang bagaimana memilah sampah yang benar, bagaimana mendaur ulang sampah yang benar agar bisa menjadi kerajinan tangan yang bagus, dan masih banyak lagi.
Penulis: Bahri | Editor: Aldy
2 komentar