.
Keluarga Ramadan yang Terbebas Jilatan Api Neraka #2
Dwi Harmoyo
Misi utama keluarga muslim telah tersurat dan tersirat dalam perintah (QS. At-Tahrim: 6) …quanfusakum waahlikum naara “…Jaga diri dan keluargamu dari siksa api neraka”. Jika misi ini beralan maka akan menuju kepada visi keluarga muslim, yakni terbebasnya diri dan keluarga dari api neraka, atau bermakna berkumpulnya diri dan keluarga di Surga.
Visi misi di atas akan menggerakkan hati, pikir, rasa, dan jasad ini untuk selalu berupaya menciptakan rumah-rumah kita sebagai ‘surga’ yang selalu berpenghuni orang-orang bertakwa. Sehingga, tergambar di sana “rumahku surgaku”. Di sana ada imam yang ditaati, ada istri yang selalu setia mendampingi dan anak-anak yang menyejukkan pandangan.
Resapi Juga: Nasehat Gus Mus Hal Ihwal Ramadan
Hirarki kehidupan sosial kita secara struktural individu-individu menyatu sebagai keluarga. Keluarga-keluarga berinteraksi membentuk masyarakat, dan masyarakat bersepakat membangun sebuah negara sebagai bagian dari penduduk bumi atau dunia. Dari logika struktur tersebut keluarga menjadi pilar sebuah negara. Ungkapan ini tidak berlebihan: “keluarga kokoh, negara kuat, dan keluarga rapuh, negara runtuh”
Jika tujuan Negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa dan tumpah darah, memajukan kesejahteraan, mencerdaskan kehidupan, dan ikut melaksanakan ketertiban kedamaian, maka kesemuanya ini berawal dari keluarga. Setiap warga negara Indonesia yang mengemban tanggung jawab keluarga wajib melindungi, menyejahterakan, dan mencerdaskan keluarganya serta ikut menjaga ketertiban dan kedamaian lingkungan sekitar.
Ramadhan bersama keluarga adalah momentum penting untuk menciptakan keluarga Ramadhan, masyarakat Ramadhan, negara Ramadhan, dan bumi Ramadhan. Ramadhan bersama keluarga menjadi satu bulan untuk mengumpulkan bekal dalam meneruskan perjalanan bahtera keluarga kita, masyarakat kita, negara kita dalam kehidupan penuh berkah karena di sana dihuni orang-orang beriman dan bertakwa.
Jangan Lewatkan Baca Juga: Ramdan Bersama Keluarga
“Sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi ternyata, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Al-A’raf: 96).
Dwi Harmoyo, Dosen IIQ An Nur Yogyakarta sekaligus Pendiri Pesantren Terbuka Dustur Hayah.