
ejogja.ID | Yogyakarta, Pengurus Ta’mir Masjid Kamaluddin menyelenggarakan musyawarah kerja pada hari Sabtu (28/12) di Aula Kantor DPD RI DIY. Banyak tokoh yang hadir di acara ini, di antaranya: Ketua Tanfidziyah PWNU DIY KH. A. Zuhdi Muhdlor, S.H., M.Hum, Yasin Mustofa, M.S.I Sekretaris 2 LTM PWNU DIY dan 55 orang pengurus masjid Kamaluddin, Krapyak Wetan Panggungharjo Sewon Bantul. Musyker Masjid Kamaluddin, Kiai Ridwan: jadikan masjid pusat kegiatan.
Jangan Lewatkan: Gus Hilmy Gelar Lomba Menulis Khotbah Jum’at, Ini Juaranya!
Masjid Kamaluddin merupakan salah satu masjid percontohan tingkat DIY dan telah mendapatkan SK sebagai masjid percontohan dari PWNU DIY yang ditetapkan beberapa waktu lalu di Kulon Progo.
Ketua pelaksana musyawarah kerja, Kiai Abdul Bashir yang juga sebagai ketua 2 bidang imarah menjelaskan bahwa konsep masjid percontohan di masjid Kamaluddin yaitu menggerakkan kegiatan berbasis masjid mulai dari pemberdayaan ekonomi dan penguatan pemahaman tentang amaliyah Aswaja an-nahdliyah. Kiai Bashir menambahkan kegiatan rutin yang sudah berjalan meliputi pengajian rutin Tafsir Al-Ibriz, Al Usfuriyah, majelis Burdah dan mujahadah.
Menurut Kiai Ridwanul Mustofa ketua ta’mir Masjid Kamaluddin, musyawarah kerja ini merupakan tindak lanjut untuk menyusun dan membuat program kerja. “Insya Allah, sebagai masjid percontohan PWNU DIY kami bersama-sama siap mengelola masjid Kamaluddin dengan profesional”, katanya.
Jangan Lewatkan: Sisi Gelap Perayaan Tahun Baru Masehi
A. Zuhdi Muhdlor Ketua Tanfidziyah PWNU DIY hadir menyampaikan sambutan, mengapresiasi atas terselenggaranya musyawarah kerja tersebut. Kiai Zuhdi berharap ta’mir masjid bisa mendekatkan masyarakat dengan masjid, karena tidak sedikit masyarakat masih enggan ke masjid karena takmir yang kurang ramah, juga pengurus ta’mir tidak aktif jama’ah di masjid.
“Nah, untuk menumbuhkan empati masyarakat agar aktif ke masjid yaitu seperti konsep dalam Islam ibda binafsika mulailah dari diri sendiri. Pengurus masjid harus aktif di masjid. Masjid menjadi tempat yang ramah baik bagi anak, remaja, dewasa maupun lansia juga disabilitas”, Kata Kiai Zuhdi.
Keberhasilan program masjid tentu perlu adanya keaktifan pengurus masjid, sehingga masyarakat akan tertarik datang dan aktif. Karena, mereka melihat contoh langsung dari pengurus takmir yang aktif.
Kiai Zuhdi menambahkan menjadi pengurus masjid percontohan berarti pengurus harus lebih aktif hadir di kegiatan masjid, baik salat berjamaah maupun pengajian rutin. Sehingga kegiatan masjid selalu ramai, terutama shalat jama’ah dan pengajian.
Jangan Lewatkan: Merampok Rakyat dengan PPN 12%, Senator asal DIY: Darurat GBHN!
Program masjid percontohan digagas oleh pengurus Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama PWNU DIY. Gagasan ini bertujuan untuk mengoptimalkan jumlah masjid NU yang berada di wilayah DIY. Dengan jumlah 8000an masjid yang tersebar sampai di desa-desa, masjid NU mampu membangkitkan masyarakat yang semakin sejahtera. Masyarakat berdaya serta dekat dengan masjid sebagai pusat kegiatan.