Kacau! Presiden Jokowi Izinkan Ekspor Pasir Laut, Senator Gus Hilmy: Mengancam Kedaulatan, Menjual Tanah Air

Kabar, Nasional634 Dilihat
Presiden Jokowi Izinkan Ekspor Pasir Laut, Senator Gus Hilmy: Mengancam Kedaulatan, Menjual Tanah Air

ejogja.ID | Senator Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. mengkritik keputusan Presiden Joko Widodo yang membuka kembali keran izin ekspor pasir laut setelah dilarang sepanjang dua dasawarsa. Kebijakan tersebut dipandang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan yang serius dan tidak ada keuntungan dalam jangka panjang. Kacau. Presiden Jokowi izinkan ekspor pasir laut, menurut senator Gus Hilmy, ini mengancam kedaulatan dan menjual tanah air.

Gus Hilmy, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa keputusan tersebut menunjukkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap keberlanjutan lingkungan. Eksploitasi pasir laut dapat merusak terumbu karang dan habitat biota laut, yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat.

“Tidak ada keuntungan jangka panjang yang kita dapatkan dari kebijakan tersebut selain kerusakan lingkungan seperti merusak terumbu karang dan habitat biota laut. Di sisi lain, ini memperbesar negara lain memperluas ‘jajahan’nya terhadap negara kita. Siapa yang rugi di depan? Bisa berakhir dengan ancaman kedaulatan,” kata anggota Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI tersebut melalui keterangan tertulis ke awak media pada Jumat (20/09/2024).

Jangan Lewatkan: Konstitusi Dikangkangi, DPD RI: Tunda Paripurna dan Dengarkan Lebih Banyak Suara Rakyat

Gus Hilmy juga mempertanyakan alasan penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 20 Tahun 2024 dan Permendag Nomor 21 Tahun 2024. Ini merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut.

Menurut Gus Hilmy, Pemerintah mestinya membuka data penelitian terkait seberapa parah akumulasi sedimentasi di Indonesia. Kalau hanya melihat cuannya, Gus Hilmy menilai Pemerintah telah menjual tanah air.

“Data intelijen aja punya, masa data penelitian begini nggak punya. Pemerintah mestinya kan berpikir, bagaimana menawarkan wilayah kita untuk kerja sama saling menguntungkan guna perluasan kepentingan ekonomi negera tetangga. Tidak malah menjual tanah air kita ke sana!” ujar pria yang juga Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.

Ambil Saja: Lowonga Kerja Guru PAI untuk Tingkat SD Bantul DI Yogyakarta

Kebijakan ini, menurut Gus Hilmy menambah daftar hitam pemerintahan Presiden Jokowi setelah serangkaian langkah politiknya yang asal tabrak.

“Kebijakan ini tidak memberi legacy yang baik dan justru menambah kesan buruk pemerintahan Jokowi, setelah sebelumnya banyak catatan terkait politik dan hukum. Sangat memprihatinkan karena justru penetapan kebijakan tidak populer ini di tikungan-tikungan akhir masa jabatan,” pungkas Gus Hilmy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *