ejogja.ID | Yogyakarta, 1 Desember 2024 – Ahmad Tomi Wijaya, Koordinator Umum Aliansi Mahasiswa Bantul, menyampaikan keprihatinannya atas insiden demonstrasi anarkis yang terjadi di kawasan Kusumanegara, Yogyakarta. Ia menyayangkan tindakan peserta aksi yang mencederai nilai-nilai demokrasi sekaligus mengganggu ketertiban umum.
Aksi tersebut tentu menuai beragam respon dari masyarakat Jogja. Banyak beredar video di media sosial menayangkan aksi yang diwarnai ricuh ditambah pemukulan yang dilakukan oleh peserta aksi terhadap polisi hingga beberapa polisi mengalami luka-luka.
Jangan Lewatkan: Demo Mahasiswa Papua di Jogja Rusuh, Gus Hilmy: Masyarakat Jengah!
Menurut Ahmad Tomi Wijaya, kita harus menjada nilai-nilai keistimewaan Yogyakarta secara bersama, termasuk dalam menjaga ketertiban, keharmonisan, dan kedamaian di ruang publik. “Yogyakarta adalah simbol toleransi, kerukunan, dan budaya yang luhur. Keistimewaan ini harus kita junjung tinggi, termasuk ketika kita menyampaikan aspirasi di ruang publik,” tegas Ahmad Tomi Wijaya.
Ia mengingatkan bahwa demonstrasi adalah hak demokratis yang dilindungi undang-undang, namun hak tersebut harus berjalan secara damai dan bertanggung jawab. “Ketika aksi demonstrasi berubah menjadi tindakan anarkis, tidak hanya pesan utama yang ingin disampaikan menjadi kabur, tetapi juga mencederai citra Yogyakarta sebagai kota yang istimewa,” ujarnya.
Ahmad Tomi Wijaya juga menyoroti dampak insiden tersebut terhadap masyarakat sekitar. Selain berpotensi merusak fasilitas umum, kejadian ini menciptakan rasa tidak aman di tengah warga. “Tindakan seperti ini bukan solusi atas permasalahan, tetapi justru menambah beban bagi masyarakat, termasuk mereka yang tidak terlibat dalam aksi,” tambahnya.
Jangan Lewatkan: IKPM OKU Timur Gelar Makrab, Peduli Organisasi Daerah
Ahmad Tomi Wijaya mendorong semua pihak untuk lebih mengedepankan pendekatan damai dalam menyampaikan aspirasi. “Sebagai mahasiswa dan pemuda, kita memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi contoh dalam menyampaikan aspirasi dengan cara-cara yang bermartabat dan konstruktif,” katanya.
Ahmad Tomi Wijaya mengajak seluruh elemen masyarakat Yogyakarta, termasuk mahasiswa, pemuda, dan tokoh masyarakat, untuk bersama-sama menjaga nilai-nilai keistimewaan Yogyakarta. “Sebagai kota budaya, pendidikan, dan toleransi, Yogyakarta harus tetap menjadi teladan bagi daerah lain. Kita semua memiliki peran untuk menjaganya,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Ahmad Tomi Wijaya berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih bijak dalam bertindak. Ia juga menekankan pentingnya membangun ruang publik yang kondusif dan inklusif sebagai bagian dari menjaga keistimewaan Yogyakarta.
Jangan Lewatkan: Guru yang Tak Hanya Mengisi Ribuan Kepala
“Yogyakarta adalah milik kita bersama. Keistimewaannya tidak hanya terletak pada status hukum, tetapi juga pada nilai-nilai luhur yang kita jaga setiap hari. Mari kita rawat kota ini dengan semangat persatuan, toleransi, dan kedamaian,” tutup Ahmad Tomi Wijaya.