Menulis dalam Meningkatkan Imun yang Bermutu

Jogja, Kabar180 Dilihat

Yogya, ejogja.id – Akhir-akhir ini, ketika Covid-19 tidak kunjung selesai, banyak lembaga yang kemudian mengadakan beberapa pelatihan Jurnalistik. Hal tersebut terjadi karena dinilai penting dan dapat melepaskan kebosanan dengan menghadirkan kebahagiaan. Dalam cara pelatihan Jurnalistik dengan tema ‘Cara Menulis Opini, Buku dan Menerbitkannya’ pada 04 September 2021, dijelaskan bahwa menulis dapat dilakukan siapa pun, seperti penyintas Covid-19 atau siapa pun dapat membagikan pengalamannya semasa pandemi, baik dalam bentuk opini atau buku. Menulis dalam meningkatkan imun.

Pada pelatihan jurnalistik tersebut dihadirkan beberapa narasumber dari General Manager Penerbit Deepublish GM Prabowo SE dari dari Task Force Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, yaitu Atus Syahbudin Shut Magr PhD.

Dalam acara pelatihan jurnalistik tersebut dijelaskan oleh Prabowo, bahwa menulis merupakan aktivitas yang sangat berguna. Oleh karenanya jangan dijadikan beban. Dengan harapan, setiap karya yang telah dihasilkan dapat menjadi sebuah solusi. Apa pun bentuknya. Sekurang-kurangnya, ia memiliki manfaat dan dampak bagi realitas yang sebenarnya.

“Karya hasil menulis kita memberikan multiplier effect, baik bagi  komunitas atau organisasi maupun pembaca. Untuk itu, diperlukan perencanaan, persiapan menulis, serta penulisan dan penyuntingan,” papar Prabowo.

Kiat-kita menulis buku selama 8 pekan dijelaskan oleh Probowo, bahwa pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan tujuan dan menyusun buku, mencari ide-ide dan memilihnya, lalu membuat outline buku tersebut. Hingga melengkapi bahan, struktur tulisan, menulis bab demi bab hingga selesai.

Baca juga Disdikpora DIY Pastikan Sekolah Telah Siap Melaksanakan PTM

Lain lagi dengan apa yang disampaikan oleh Atus. Ia menjelaskan pentingnya menulis dan cara menulis opini merupakan sebagai tempat untuk menuangkan ide serta mengadu argumen yang berbasis kenyataan dan tantangan. Menurut Atus, menulis opini setidaknya sesuai dengan background agar sesuai dengan realitasnya. Dan menulis opini seharusnya selalu mengikuti aturan setiap media dan selalu update.

Dan bila opini ditolak oleh media atau redaksinya, tulisan opini bisa disimpan di blog atau apa pun bentuknya, tapi bisa diakses oleh semua orang. Karena semua tulisan tersebut, suatu saat jika sudah terkumpul bisa dibukukan dengan diterbitkan.

Ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti pelatihan jurnalistik ini secara daring. Hadir komunitas remaja masjid, pengurus madrasah diniyah takmiliyah, Forum Sarjana Mubaligh dan Mahasiswa Indonesia (FORSMI), reporter LDII News Networks (LINES), pelajar/mahasiswa, guru dan dosen. (Bigul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *