KH. Heri Kuswanto
Ada beberapa cara pandang untuk nyuguh yang tidak oman. Bisa perhatikan hal-hal berikut.
1) Shahih Bukhari diriwayatkan bahwa:
– Suatu hari Rasul SAW memiliki tamu, namun beliau sedang tidak memiliki makanan sedikitpun melainkan air minum saja.
– Kemudian Rasul menawarkan kepada para sahabat diantara mereka yang bersedia menjamunya.
– Salah seorang dari kaum Anshar bersedia, lantas pergi membawa tamu tersebut ke rumahnya.
2) Ia berkata kepada istrinya: Muliakanlah tamu Rasul SAW.
– Namun istrinya menjawab: Di rumah kita hanya tersisa makanan si kecil saja.
– Iapun menyuruh sang istri untuk menghidangkan makanan tersebut, mematikan lampu dan menidurkan anaknya.
– Lalu setelah makanan siap, sang istri berpura-pura memperbaiki lampunya namun ia memadamkannya. Lalu Sahabat tersebut menyuguhkan hidangan ke hadapan tamunya dalam kegelapan dan mempersilahkan untuk menyantapnya.
Baca Juga:
- Tabuhan Gila Singo Edan Musik Tradisional Khas Madura
- Adab Bertamu dan Menerima Tamu yang Bikin Masuk Surga
3) Sahabat dan istrinya berpura-pura makan, padahal keduanya tidak makan sedikitpun dan malam hari itu mereka tidur dalam keadaan lapar.
– Keesokan harinya, Sahabat tadi menemui Rasul dan beliau bersabda:
ضَحِكَ اللَّهُ اللَّيْلَةَ أَوْ عَجِبَ مِنْ فَعَالِكُمَا
Allah tertawa malam tadi atau kagum dengan apa yang kau perbuat.
KH. Heri Kuswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo, A’wan Syuriah PWNU DIY sekaligus dosen IIQ An Nur Yogyakarta.
1 komentar