Dari Warung Soto ke Gerbang UGM: Anyndha Taklukkan Batas dengan Tekad

Kabar, Kulon Progo930 Dilihat
Dari Warung Soto ke Gerbang UGM: Anyndha Taklukkan Batas dengan Tekad
Foto: Dokumen pribadi Anyndha Tri Rahmawati

ejogja.ID | Yogyakarta – Pada pagi yang sama, di warung soto kecil milik orang tuanya di Desa Banaran, Kulonprogo — yang hanya seluas seperempat lapangan voli — Anyndha Tri Rahmawati (18) memulai harinya. Dengan uap hangat kuah soto menyapanya, ia membagi waktunya antara membantu sang ibu dan meramu impiannya meraih masa depan yang gemilang.

Jangan Lewati: Belajar Tak Lagi Membosankan: Mahasiswa UAD Kembangkan Media Interaktif Berbasis Android

Setelah menuntaskan tugas di warung, Anyndha pergi ke SMA Negeri 1 Bantul. Ia menorehkan prestasi gemilang: lulus dengan rata-rata 88,2 dan menjadi siswa peringkat ke‑7 terbaik di sekolah. Namun prestasinya tak hanya di kelas—ia juga juara di ajang Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Nasional (FIKSI) 2024.

“Saat itu, saya dan teman saya membuat produk namanya E‑Terminator. Produknya itu pembasmi rayap dengan bahan alami,” ucap Anyndha saat mengenang inovasi ramah lingkungan yang membawanya meraih medali emas serta mewakili DIY.

Beasiswa UKT 100 % dan Hari Menarik di UGM

Bakatnya dalam bidang manajemen dan kewirausahaan membawanya memasuki Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM melalui jalur SNBP. Lebih istimewa lagi, ia mendapat beasiswa UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi sebesar 100 %, sehingga terlindungi dari beban biaya perkuliahan.

Jangan Lewati: Berteman dengan Nilai, Bukan Sekadar Akrab

Sang ibu, Tuginem (49), yang sepanjang bulan mengandalkan hasil jualan soto sekitar Rp 1 juta, tak kuasa menyembunyikan kebahagiaannya. “Perjuangannya sangat sulit, apalagi teman‑temannya di SMA juga pintar dan berprestasi. Dia tidak minder dan dia membuktikan dia bisa,” katanya berlinang air mata.

Pesan untuk Pejuang Impian

Menanti perkuliahan perdana pada Agustus mendatang, Anyndha memikul harapan besar. Ia berbagi filosofi sederhana namun memantapkan semangat. “Pokoknya semangat, jangan takut untuk mencoba, jangan takut untuk gagal, karena kita tidak tahu ke depannya akan seperti apa. Tetapi, yang penting kita sudah mencoba karena pengalaman itu tidak bisa dibeli dan pengalaman itu akan jadi hal yang bermanfaat.”

Dari warung soto yang sederhana, suara semangat orang tua Anyndha bergema lantang: “Selagi masih bisa diberi kesempatan dan kemampuan untuk berjuang di UGM itu. Jangan menyerah. Semoga juga bisa menjadi orang yang sukses dan berguna bagi nusa dan bangsa…” harap Tuginem, doa yang memberi energi pada tiap langkah Anyndha.

Menyulam Harapan dari Keterbatasan

Dalam tiap porsi soto yang disajikan pagi hari, tergurat kisah tentang ketulusan dan tekad yang tak pernah padam. Dari desa kecil di Kulonprogo, Anyndha membuktikan bahwa keterbatasan bukan halangan, namun batu pijakan bagi mimpi besar.

Jangan Lewati: Terbaru! Loker Guru Bahasa Inggris

Kini, ia melangkah mantap ke UGM, bukan hanya mewakili dirinya, tapi juga harapan keluarga dan masyarakat sederhana yang percaya: dengan kerja keras dan keberanian mencoba, siapa pun mampu meraih masa depan yang gemilang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *