Tentang Niat yang Benar

Esai, Literasi95 Dilihat

KH. Heri Kuswanto menjelaskan tentang niat yang benar, bahwa:

1) Dalam Safînatun Najah dan Fathul Qorib

قَصْدُ الشَّيْئِ مُقْتَرِنًا بِفِعْلِهِ

– Secara bahasa berarti ‘ menyegaja’.

– Secara istilah (menurut mazhab Syafi’i)  adalah ‘bermaksud melakukan sesuatu disertai dengan pelaksanaannya’.

Jangan Lewatkan Baca Juga: Rukun Puasa yang Penuh Berkah
2) Dalam Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, fungsi niat

–  Membedakan antara satu ibadah dengan ibadah yang lainnya,

–  Membedakan tujuan beribadah karena mengharap ridha Allah  atau  karena mengharap pujian manusia.

3) HR Imam ad-Daru Quthni. Waktu niat:

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ {الدار قطني وصحيحه عن عائشة}

“Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar subuh, maka tidak ada puasa baginya.”

– Dilakukan malam hari mulai ba’da maghrib sampai terbit fajar

– Bila di luar waktu tersebut maka niatnya tidak sah.

Ikuti Juga: Gebyar Lomba Sains dan Teknologi
4) HR Muslim dari Aisyah ra:

لا صيام لمن لم يفرضه من اليل

“Tidak ada puasa bagi orang yang tidak meniatkan puasa sejak malam hari.”

 دخل علي النبي صلى الله عليه وسلم ذات يوم، فقال: هل عندكم شيء؟ ، فقلنا: لا، فقال: فإني إذا صائم

“Suatu hari Rasulullah saw datang kepadaku, lalu beliau bertanya: “Apakah ada makanan?” Lalu kami menjawab: “Tidak ada”, maka Rasulullah ﷺ berkata: “Kalau begitu saya puasa.”

–  Keharusan niat puasa malam hari sampai sebelum terbit fajar ini hanya berlaku bagi puasa Ramadhan

– Tidak berlaku bagi puasa sunnah.

Sah walau baru diniatkan di waktu Duha, asal dari terbitnya fajar hingga waktu Duha itu belum makan dan minum. Ini merupakan kriteria tentang niat yang benar.

Nikmati Suara Asli Gus Mus tentang Nasehat Ramadan

KH. Heri Kuswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo, A’wan Syuriah PWNU DIY sekaligus dosen IIQ An Nur Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *