Kerinduan Roh

Ngaji202 Dilihat

Kuswaidi Syafi’ie

Roh setiap orang, apa pun agamanya di dunia ini, sesungguhnya berasal-usul dari rumpun yang sama. Yaitu, kebun suci keilahian yang murni dan terbebaskan dari segala benih pengingkaran dan kekotoran apa pun.

Di rerimbunan kebun kesucian itu, Allah memastikan tentang posisi hadiratNya dan posisi roh-roh itu melalui pengajuan sebuah pertanyaan: “Bukankah Aku ini Tuhan kalian?” Dan roh-roh itu dengan serempak memberikan orkestrasi jawaban: “Ya, kami bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhan kami.”

Akan tetapi di hari “Alastu” ketika terjadi tanya jawab yang sangat sakral dan primordial itu, roh-roh tersebut belum diuji dengan cara “dimasukkan” ke dalam tubuh-tubuh manusia yang penuh dengan aral dan rintangan yang tidak ringan.

Ketika sudah dikerangkeng di dalam tubuh, roh-roh itu tidak serta-merta sanggup merealisasikan janji mereka untuk betul-betul hanya bertuhan kepada Allah. Bahkan banyak di antara mereka yang terkulai tak berdaya berhadapan dengan begal-begal nafsu.

Tapi jelas bahwa betapa pun lemahnya, roh-roh itu tetap saja merindukan rumpun asal-usul mereka yang suci dan asri. Dan dengan kelemahan yang hanya bisa meringkuk tak berdaya, mereka sebenarnya menjerit, “Tuan-tuan, tolong segera bebaskan kami dari penjara ini.” Wallahu a’lamu bish-shawab.

 

*) Penyair, juga pengasuh Pondok Pesantren Maulana Rumi, Sewon Bantul Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar