SPPG Sumberejo Ditutup, Imbas Kasus Keracunan Pelajar di Semin

Gunungkidul, Kabar560 Dilihat
SPPG Sumberejo Ditutup, Imbas Kasus Keracunan Pelajar di Semin
Foto: Ilustrasi MBG

ejogja.ID | Aroma dapur yang biasanya ramai di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Semin Gunungkidul, mendadak senyap sejak akhir September ini. Aktivitas memasak berhenti, panci-panci besar tersusun rapi di sudut ruangan, menandai berakhirnya sementara operasional dapur yang selama ini menjadi tumpuan penyedia makanan bergizi bagi siswa di wilayah tersebut.

Jangan Lewati: Forum TBM Raih Penghargaan pada Peringatan Hari Aksara Internasional ke-59

Penutupan itu bukan tanpa alasan. Belasan pelajar di wilayah Semin mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), pertengahan September lalu.

Kebijakan penghentian operasional ini tertuang dalam surat dari Badan Gizi Nasional (BGN) Nomor 537/D.TWS/09/2025 tentang Pemberhentian Operasional SPPG Gunungkidul Semin Sumberejo, yang diterbitkan pada 27 September 2025.
Surat tersebut bertandatangan Deputi Bidang Pemantauan dan Pengawasan, Direktur Pemantauan dan Pengawasan Wilayah II, Albertus Dony Dewantoro, dan menjadi dasar bagi penghentian sementara dapur SPPG.

Dalam surat itu disebutkan, langkah penghentian dilakukan untuk kepentingan investigasi serta menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Dinas Kesehatan dan BPOM. Dapur SPPG Sumberejo harus berhenti beroperasi.

Momen Pembenahan dan Refleksi

Bagi Didik Rubiyanto, pengelola SPPG Sumberejo, keputusan ini bukan semata sanksi, melainkan momentum untuk memperbaiki berbagai hal di dapur pelayanan gizi tersebut.

“Langkah ini kami jadikan kesempatan untuk pembenahan. kami perbaiki sanitasi, pengelolaan sampah, dan label halal,” ujarnya, Senin (29/9/2025).

Sikap serupa datang dari Dinas Pendidikan Gunungkidul. Kepala dinas, Nunuk Setyowati, mengaku telah menerima surat pemberitahuan resmi terkait penutupan tersebut. “Jadi, selama penutupan ini, sekolah-sekolah di sekitar SPPG tidak menerima MBG dulu,” jelasnya.

Jangan Lewati: Sleman Lelang Empat Jabatan Kepala Dinas, Libatkan Akademisi Demi Transparansi

Penutupan dapur itu menjadi buntut dari insiden keracunan pada Senin (15/9/2025). Sebanyak 19 siswa di Kalurahan Padanan, Kapanewon Semin, mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan dari program MBG. Mereka terdiri atas 15 siswa SD, 3 siswa SMP, dan 1 siswa SMA.

Menunggu Hasil Uji Laboratorium

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, menuturkan gejala yang dialami para siswa meliputi muntah, nyeri perut, pusing, dan demam.

“Semua siswa langsung dibawa ke Puskesmas Semin I untuk mendapatkan perawatan. Dan hari ini, mereka sudah kembali sehat serta beraktivitas di sekolah,” katanya, Selasa (16/9/2025).

Sebagai tindak lanjut, Dinkes mengamankan sampel makanan dari SPPG untuk diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta. Jenis makanan yang diuji meliputi nasi, tumis wortel, melon, semur tahu, ayam karage, dan air minum.

“Kami masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab pasti kasus ini,” tambah Ismono.

Jangan Lewati: Dhani Saputra Raih Juara 2 POMNAS 2025, PSHT Yogyakarta Bangga

Namun, Ismono menegaskan, kasus ini tidak bisa dipandang sepele. Dalam sepekan terakhir, sudah ada dua kasus dugaan keracunan MBG di kalangan siswa.

“Tentu, akan kami lakukan evaluasi terkait hal ini. Itu akan menjadi tugas lintas sektor terkait,” pungkasnya.

Kini, dapur SPPG Sumberejo seolah beristirahat sementara—menunggu hasil laboratorium dan pembenahan menyeluruh. Warga berharap, ketika dapur itu kembali beroperasi, setiap hidangan yang keluar tak hanya bergizi, tapi juga benar-benar aman bagi anak-anak yang menjadi generasi masa depan Gunungkidul.

Pasang iklan di ejogja.ID, klik: Pasang Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *