UI Dirikan Palestine Center Usai Polemik Undangan Akademisi Pro-Zionis

Kabar, Nasional2414 Dilihat
UI Dirikan Palestine Center Usai Polemik Undangan Akademisi Pro-Zionis
Foto: Ketua MWA Universitas Indonesia Yahya Cholil Staquf. Biro Pers Setpres

ejogja.ID | Suasana Kampus Universitas Indonesia (UI) pada Jumat siang, 19 September 2025, berbeda dari biasanya. Usai Salat Jumat, Masjid Ukhuwah Islamiyah dipenuhi civitas akademika. Di tempat itulah UI meresmikan berdirinya UI Palestine Center, sebuah pusat kajian dan advokasi untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Jangan Lewati: DPD RI Sentil PT KAI: Dari Beban Utang hingga Musala Sempit di Kereta

Langkah tersebut hadir di tengah sorotan publik atas kontroversi yang menyeret nama Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Beberapa pekan terakhir, ia menjadi buah bibir setelah mengundang Peter Berkowitz, akademisi Stanford University yang berpandangan pro-Zionis, sebagai narasumber dalam acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) di Program Pascasarjana UI pada 23 Agustus lalu.

Dari Undangan hingga Petisi

Undangan itulah yang memicu gelombang kritik. Bagi sebagian sivitas akademika, kehadiran Berkowitz menyinggung nurani di tengah luka panjang bangsa Palestina. Komunitas UI Students for Justice in Palestine (UI SJP) bahkan meluncurkan petisi daring. Isinya tegas: mendesak pencopotan Gus Yahya dari jabatan Ketua MWA UI.

Jangan Lewati: Loker! Lowongan Dosen Bisnis Kota Yogyakarta September 2025

Merespons derasnya protes, Gus Yahya akhirnya buka suara. Lewat unggahan di akun Instagram pribadinya, ia mengakui kelalaiannya dalam memverifikasi latar belakang narasumber. “Saya memohon maaf atas kegaduhan yang terjadi. Ini menjadi pelajaran berharga agar kami lebih teliti dalam proses selanjutnya,” tulisnya.

UI Menjawab dengan Palestine Center

Alih-alih berhenti di permintaan maaf, UI mengambil langkah strategis. Rektor UI, Prof. Heri Hermansyah, dalam sambutannya saat peresmian UI Palestine Center menegaskan bahwa lembaga baru ini akan menjadi wadah kajian ilmiah sekaligus advokasi.

“UI berkomitmen mendukung perjuangan rakyat Palestina, melalui riset-riset yang berpihak pada kemanusiaan dan suara keadilan,” ucap Heri.

Jangan Lewati: Senyum dan Cerita di Balik Upaya Cegah Bullying di SMAN 1 Playen

Pusat ini dirancang bukan hanya sebagai simbol dukungan moral, melainkan juga ruang produksi pengetahuan yang bisa memberi kontribusi nyata dalam percakapan global tentang Palestina.

Komitmen Perbaikan

Di sisi lain, Gus Yahya menyatakan dirinya akan memperbaiki mekanisme verifikasi tamu maupun narasumber di lingkungan UI. “Ke depan, kita harus memastikan setiap narasumber benar-benar sesuai dengan nilai kemanusiaan yang UI junjung tinggi,” katanya.

Meski badai kritik belum sepenuhnya reda, lahirnya UI Palestine Center setidaknya menjadi jawaban awal atas pertanyaan publik: sejauh mana UI berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan.

Pasang iklan di ejogja.ID, klik: Pasang Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *