
ejogja.ID | Anggota DPD RI dari DI Yogyakarta, GKR Hemas, R.A. Yashinta Sekarwangi Mega, Ir. Ahmad Syauqi Suratno, MM., dan Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. melakukan kunjungan kerja ke Desa Klayar, Kalurahan Kedungpoh, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Senin (16/6). Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda menyerap aspirasi dan memantau implementasi kebijakan ketahanan pangan di daerah.
Jangan Lewati: LTMNU DIY Himbau Masjid NU Pasang Plang Identitas NU
Dimulai dengan panen raya bersama, anggota DPD RI asal Yogyakarta melakukan dialog dengan warga. GKR Hemas yang juga Wakil Ketua DPD RI menyatakan bahwa kunjungan ini merupakan agenda bersama dalam menyokong program Presiden Prabowo Subianto dalam ketahanan pangan.
“Kunjungan ini menjadi bagian dari dukungan atas program Presiden Prabowo terkait ketahanan pangan. Sementara itu, Gubernur DIY menyambut program tersebut dengan membentuk Lumbung Mataraman. Salah satunya ada di Dusu Klayar, Kedungpoh ini,” ujar Permaisuri Sri Sultan HB X tersebut.
Anggota Komite I DPD tersebut juga mendorong agar program yang telah berjalan ini dapat terus berkembang. Ia juga mendorong agar warga senantiasa melakukan inovasi produk pertanian.
Jangan Lewati: Miris! Hanya KDM yang Paham
Sementara itu, Gus Hilmy, sapaan akrab anggota Komite II DPD RI Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. mengapresiasi capaian pertanian bawang merah di Dusun Klayar, yang bisa sama dengan daerah lain penghasil bawang merah seperti Brebes.
“Ini membuktikan bahwa desa-desa di Yogyakarta memiliki potensi besar dalam mewujudkan ketahanan pangan, jika mendapat dukungan dan pendampingan yang tepat,” ujar Senator yang juga Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.
Dalam forum dialog yang turut dihadiri oleh Paniradya Pati Kaistimewan Yogyakarta, Wakil Bupati Gunungkidul, Kepala Dinas Pertanian DIY, perwakilan dari Bank Indonesia, PLN, serta unsur TNI dan Polri, Gus Hilmy juga menyoroti pentingnya pertanian yang sehat dan berkelanjutan. Ia mengingatkan agar para petani tidak tergiur pada pupuk kimia yang merusak tanah dan menurunkan kualitas pangan.
Jangan Lewati: Roadmap Penelitian Diktis 2025-2029, Kasubdit: Harus Patuh Aturan
“Di daerah lain, petani bawang menggunakan pupuk kimia yang ternyata dapat merusak tanah. Hasilnya memang besar, tapi merusak lahannya. Di sisi lain, ternyata ketika harga bawang turun, mereka ngambil dari daerah lain, salah satunya dari Jogja. Kalau harga naik, bawang hasil tani mereka akan terjual,” papar salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak tersebut.
Gus Hilmy juga menggarisbawahi pentingnya regenerasi petani. “Generasi milenial dan gen Z harus diajak masuk ke sektor pertanian. Bertani itu mulia dan penuh peluang, terutama jika pengolahannya dengan teknologi kekinian,” pungkasnya.
Pernyataan tersebut senada dengan Yashinta yang menempati Komite IV. Ia mendorong agar profesi petani juga menjadi minat anak muda. “Ini untuk kelanjutan. Anak mudah harus menjadi bagian dari program ketahanan pangan. Di sisi lain, kita juga punya dukungan lagi berupa Koperasi Merah Putih yang bisa disinergikan,” kata Senator muda tersebut.
Jangan Lewati: Kualitas Pendidikan Menentuka Masa Depan
Sementara itu, Syauqi yang membidangi Komite III DPD RI mendorong agar melakukan branding produk pertanian Dusun Klayar, Kedungpoh, dapat lebih terpasarkan.
“Kalau sudah branded, tidak hanya menjadi produk pertanian, tetapi juga produk pariwisata. Maka perlu juga pengembangan sektor pariwisatanya. Kita bisa bekerja sama dengan Dinas Pariwisata untuk pengembangannya,” pungkasnya.















