
ejogja.ID | Nama KHR. Abdus Salam Mujib tidak bisa dipisahkan dari Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Sebagai pengasuh generasi ketiga, ia mewarisi estafet kepemimpinan dari ayahnya, KH Abdul Mujib Abbas, sekaligus menjaga warisan pendiri pesantren, KH Raden Khozin Khoiruddin. Dari jalur inilah, ia tumbuh bukan sekadar sebagai penerus, tetapi juga sebagai penjaga khazanah pesantren salafiyah yang telah berusia hampir seabad.
Jangan Lewati: Musibah di Sidoarjo, Gus Hilmy: Ini Alarm untuk Implementasi UU Pesantren
Sejak muda, Kiai Salam Mujib hidup dalam atmosfer pesantren. Tradisi mengaji kitab kuning, tafsir, fikih, dan tasawuf membentuk karakter kepemimpinannya yang teduh dan bersahaja, namun tegas dalam menjaga prinsip. Kepemimpinannya di Al-Khoziny tidak hanya berkutat pada pengajaran, tetapi juga pada pembangunan lembaga pendidikan formal, pemeliharaan infrastruktur, dan penguatan hubungan sosial dengan masyarakat sekitar.
Pada September 2025, pesantren menghadapi ujian berat: bangunan musala ambruk ketika baru selesai pengecoran lantai atas. Dalam musibah ini, Kiai Salam Mujib tampil memberi keterangan dan menenangkan hati keluarga santri. Dengan nada teduh, ia menyampaikan, “Saya kira ini takdir dari Allah. Jadi, semuanya harus bisa bersabar dan mudah-mudahan diberi ganti oleh Allah yang lebih baik.” Ia juga menambahkan, “Ya, mudah-mudahan dibalas dengan kebaikan oleh Allah yang lebih daripada musibah ini.”
Jangan Lewati: Beasiswa! Bantuan Penyelesaian Pendidikan S3 dalam Negeri
Keterbukaannya tampak dalam penjelasan teknis: “Hari ini proses pengecoran terakhir dan sudah selesai. Karena rehab bangunan ini sudah berjalan antara 9-10 bulan kemarin. Dan pengecoran sudah dari pagi tadi. Saat kejadian ngecornya sudah selesai.” Pernyataan ini menunjukkan tanggung jawab dan keterusterangan seorang pemimpin pondok dalam menghadapi situasi sulit.
Tidak hanya itu, kepada para wali santri, ia menyampaikan permohonan maaf yang tulus: “Takdir dari Allah … semuanya harus bisa bersabar.” Sembari menegaskan bahwa kegiatan belajar di pesantren sementara dihentikan hingga kondisi memungkinkan. Ia kembali menekankan sikap sabar dan tawakal.
Di luar pesantren, KHR. Abdus Salam Mujib juga dipercaya sebagai Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Sidoarjo (2021–2026). Dalam kapasitas ini, ia menjadi rujukan utama masyarakat dan jamaah NU Sidoarjo dalam urusan keagamaan, sosial, dan kebangsaan. Suaranya kerap hadir sebagai penyejuk di tengah tantangan zaman.
Jangan Lewati: SPPG Sumberejo Ditutup, Imbas Kasus Keracunan Pelajar di Semin
Figur KHR. Abdus Salam Mujib mencerminkan sosok kiai pesantren sejati: menjaga warisan tradisi, mengayomi santri, menghubungkan pesantren dengan masyarakat, sekaligus menghadapi cobaan dengan lapang dada. Kepemimpinannya menjadi bukti bahwa pesantren tidak hanya berdiri sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai benteng moral yang tangguh di tengah arus perubahan.
Pasang iklan di ejogja.ID, klik: Pasang Iklan














