Mudik dan Salat yang Diringkas

Esai, Literasi192 Dilihat

KH. Heri Kuswanto

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ

Ketika kalian bepergian di bumi, maka bagi kalian tidak ada dosa untuk meringkas salat. (QS An-Nisa’ 101).

Hukum melaksanakan salat qashar  (ringkas)

  1. Jawaz (boleh). bila perjalanan sudah mencapai 84 mil/16 Farsakh atau 2 Marhalah/80,640 km (80 km lebih 640 m), tetapi belum mencapai 3 Marhalah/120, 960 km (120 km lebih 960 m).
  2. Lebih baik (Afdhal). Bila jarak tempuh mencapai 3 marhalah atau lebih.
  3. Wajib. Bila waktu salat tidak cukup untuk digunakan kecuali dengan cara meringkas salat (qashar), maka ia wajib qashar.
Baca Juga:
Syarat Qashar

1. Pergi tidak untuk maksiat, yaitu:

  • Bepergian yang bersifat wajib (bayar hutang)
  • Pergi sunah (sambung persaudaraan)
  • Bepergian yang mubah (berdagang)

2. Jarak yang akan ditempuh, terdapat beberapa pendapat:

  • Jarak 80,64 km. (Al-Kurdi, Tanwirul Quluub).
  • Jarak 88, 704 km . (Al-Fiqhul Islami).
  • Jarak 96 km. (kalangan Hanafiyah).
  • Jarak 119,9 km. (mayoritas ulama).
  • Jarak 94,5 km. (Ahmad Husain Al-Mishry)

3. Salat yang diringkas adalah:

Shalat ada’ (salat yang dikerjakan pada waktunya/bukan qadha’)

– Salat qadha’ yang terjadi dalam perjalanan.  Salat qadha’ dari rumah tidak boleh diqashar.

4. Niat qashar salat

– Saat takbiratul ihram

أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ مَقْصُوْرَةً ِللهِ تَعَالَى

 Saya niat salat fardhu zhuhur dengan qashar karena Allah ta’ala. Atau dengn niat ini:

أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى

Saya niat salat dhuhur dua rakaat karena Allah ta’ala.

Jangan Lewatkan Baca Juga: Potret Eksistensi Nama
  1. Tidak bermakmum pada imam yang melaksanakan salat itmam (tidak mengqashar).
  2. Tahu boleh melaksanakan salat dengan cara qashar. Bukan hanya sekadar ikut tanpa tahu
  3. Yakin dirinya (Al-Qashir) masih dalam keadaan bepergian. Ketika telah sampai di daerah muqim/desanya kembali, harus menyempurnakan salatnya.
  4. tujuan pergi jelas daerah/tempat tertentu. Orang bingung mencari tempat tujuan (Al-Haim), tidak diperkenankan mengqashar.

KH. Heri Kuswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo, A’wan Syuriah PWNU DIY sekaligus dosen IIQ An Nur Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar