
ejogja.ID | Rabu (29/10/2025) akan menjadi babak baru dalam konferensi kajian keislaman di Indonesia. Pasalanya, Annual Internation Conference on Islamic Studies (AICIS) sebagai salah satu konferensi akbar bagi pengkaji studi Islam akan dihelat hingga Jumat (31/10/2025). Kegiatan tahunan yang diadakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) tersebut akan bertempat di kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, Jawa Barat.
Jangan Lewati: Jadi Santri
Menariknya, tahun ini ada tampilan segar yang disuguhkan oleh konferensi yang didamba-dambakan oleh para pengkaji studi Islam tersebut. Manakala sejak 2001 namanya ialah Annual International Conference on Islam Studies (AICIS), praktis sejak tahun ini berganti nama menjadi Annual International Conference on Isam, Science and Society (AICIS+). Sebabnya, domain yang akan dikaji pada konferensi tersebut tidak hanya berfokus pada kajian keislaman semata. Hal tersebut tercermin dalam tema besar yang diusungnya “Islam, Ecotheology, and Technological Transformation: Multidisciplinary Innovation for an Equitable and Sustainable Future.”
Transformasi dari AICIS menuju AICIS+ ini tentu disambut meriah oleh banyak pihak, tidak hanya di tingkat domestik melainkan juga mancanegara. Sebagaimana dilaporkan panitia, tidak kurang dari 2.400 abstrak yang masuk ke meja panitia dari 31 negara. Namun, sebab keterbatasan kuota, hanya sekitar 230 makalah yang akan dipresentasikan selama tiga hari nantinya. Makalah-makalah tersebut tersebar di 8 rumpun tema yang berbeda, mulai dari teknologi, ekoteologi hingga dekolonisasi.
Jangan Lewati: Existence Oriented Ontology (EO): Reformulasi Kasta Eksistensi Imām al-Ghazālī, Menantang Klaim “Sapu Jagat” Triple O
Dua topik yang disebut terakhir merupakan hal yang sedang hangat di kalangan pengkaji Islam di Indonesia. Sebagaimana diketahui, proyek besar yang sedang diupayakan oleh Kemenag ialah perhatian terhadap persoalan lingkungan melalui konsep ekoteologi. Demikian juga, isu dekolonisasi semakin semarak baik di dalam studi ilmu sosial dan humaniora maupun studi Islam. Sebagai informasi tambahan, awal tahun ini (29-30 April) UIII telah menyelenggarakan konferensi internasional. Kegitan tersebut bertajuk “Decolonizing Social Sciences and Humanities: Islamic and Non-Western Perspectives” untuk mengetengahkan pendekatan dekolonial.
Tidak berlebihan kalau konferensi AICIS+ yang akan dilaksanakan besok dianggap tonggak baru dalam mengintegrasikan bidang yang berbeda. Pun ia menjadi angin segar bagi para sarjana dari berbagai kajian di Indonesia dan tidak hanya studi agama saja. Tentu, bagian yang paling ditunggu-tunggu ialah presentasi makalah dari ratusan pembicara yang akan menyemarakkan, mendiskusikan hingga mendebatkan gagasan-gagasan mereka. [Rofqil]
Mau ngiklan di ejogja.ID? Klik: Pasang Iklan












