KH. Heri Kuswanto
1) Ibnu Athaillah
لا تترك الذكر لعدم حضور قلبك مع الله
– Jangan tinggalkan zikir karena kelalaian hatimu yang tidak bersama Allah
– Karena kelalaian tanpa zikir lebih buruk daripada kelalaian dengan zikir.
– Berzikirlah dengan hati lalai sekalipun.
Baca Juga: Loker PT Astra Group – Otomotif dan Kendaraan
2) Ibnu Ajibah
– Zikir merupakan jalan utama menempuh perjalanan Ilahi.
قلت الذكر ركن قوي في طريق القوم وهو أفضل الأعمال قال الله تعالى اذكروني أذكركم وقال تعالى “يا أيها الذين آمنوا اذكروا الله ذكراً كثيراً”
– Zikir adalah pilar utama dari jalan yang ditempuh para sufi.
– Ia adalah amalan paling utama. Allah berfirman, ‘Sebutlah nama-Ku, Aku akan menyebut namamu,’ dan ‘Wahai orang-orang yang beriman, sebutlah nama Allah dengan sebutan yang banyak.’
Baca Juga: Dzikir Paling Utama
3) Ibnu Abbas
– Allah menentukan waktu khusus untuk semua ibadah kecuali ibadah zikir
– ‘Bila kamu sekalian telah menunaikan sembahyang, maka sebutlah nama Allah saat kalian duduk, berdiri, dan berbaring.’
– Seorang sahabat Rasul bertanya, ‘Ya rasul, syiar Islam kelewat banyak. Sebutlah satu amalan ringkas untukku di mana aku dapat menyusul ketertinggalan di masa lalu?’
– ‘Jagalah lisanmu agar selalu basah menyebut nama Allah,’ jawab Rasul senyum.
4) Ibnu Ajibah dalam Syarhul Hikam
Rasulullah SAW bersabda:
– ‘Kalau ada seseorang memiliki banyak dirham di pangkuannya lalu ia membagikannya sampai habis,
– lalu seorang lagi hanya berzikir menyebut nama Allah, niscaya orang kedua lebih utama di sisi-Nya,’
5) Syekh Burhanuddin As-Syadzili Al-Hanafi
– Zikir sebagai kunci pembuka penyatuan seorang hamba dan Allah.
– Tidak ada ketentuan terhadap lafal zikir, zikir dengan lafal yang mana saja dapat membuka pintu langit.
Jangan Lewatkan Baca Juga: Arti dan Jenis Zikir
6) Syekh Zarruq dalam Syarhul Hikam
– Menyebut asma Allah dapat menghidupkan batin seseorang.
– Lupa akan Allah dapat berakibat fatal, jatuh di lembah maksiat
. تنبيه: الذكر حياة القلب والغفلة موته وغايتها تنتهى لاستحسان القبيح ومبدأ ذلك نسيان قبحه
– Zikir itu menghidupkan hati. Lalai itu mematikan hati.
– Puncak kelalaian berakhir pada menganggap baik sesuatu yang sebenarnya adalah tidak baik.
KH. Heri Kuswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo, A’wan Syuriah PWNU DIY sekaligus dosen IIQ An Nur Yogyakarta.