Mantan Menteri Jokowi Dipenjara, Ini Profil Lengkapnya

Kabar, Nasional597 Dilihat
Mantan Menteri Jokowi Dipenjara, Ini Profil Lengkap Nadiem Makarim
Foto: Joko Widodo dan Nadiem Anwar Makarim

ejogja.ID | Nama Nadiem Anwar Makarim pernah begitu akrab di telinga masyarakat Indonesia. Awalnya, ia dikenal sebagai anak muda pendiri Gojek, aplikasi yang mengubah cara orang bergerak, memesan makanan, hingga mengatur hidup sehari-hari. Dari ide sederhana tentang tukang ojek pangkalan, ia melahirkan raksasa teknologi yang kini menjadi bagian dari kehidupan jutaan orang.

Jangan Lewati: Dari Gojek ke Jeruji: Nadiem Makarim Jadi Tersangka Kasus Chromebook

Perjalanan itu membawanya ke panggung yang lebih besar. Pada 2019, Presiden Joko Widodo menunjuk Nadiem sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Di sana, ia memperkenalkan jargon “Merdeka Belajar”—sebuah gagasan yang menawarkan ruang kebebasan bagi guru, murid, dan kampus untuk berkembang di luar sekadar hafalan.

Kisahnya bagai dua sisi mata uang: pengusaha sukses yang berani meninggalkan zona nyaman, sekaligus pejabat muda yang datang dengan gebrakan. Tapi jalan hidup tak pernah lurus. Kini, nama Nadiem kembali menjadi sorotan, bukan karena startup atau kebijakan pendidikan, melainkan karena badai persoalan hukum yang menantangnya.

Identitas dan Latar Belakang Keluarga

Lahir di Singapura pada 4 Juli 1984, Nadiem tumbuh dari keluarga yang dekat dengan dunia pemikiran dan perjuangan. Ayahnya, Nono Anwar Makarim, adalah seorang aktivis sekaligus pengacara terkemuka berdarah Minang-Arab. Sementara ibunya, Atika Algadri, merupakan penulis lepas dan cucu dari Hamid Algadri, salah satu perintis kemerdekaan Indonesia.

Nadiem menikah dengan Franka Franklin, yang beragama Katolik. Kehidupan rumah tangga mereka sering disebut mencerminkan nilai toleransi. Sedangkan Nadiem sendiri memeluk agama Islam.

Pendidikan

Jejak pendidikan Nadiem membawanya ke berbagai belahan dunia. Masa kecil hingga SMP ditempuh di Jakarta dengan berpindah-pindah sekolah. Ia kemudian melanjutkan SMA di United World College of Southeast Asia, Singapura—sebuah sekolah internasional yang terkenal multikultural.

Jangan Lewati: Kementerian Agama Luncurkan Program Bantuan Operasional Perpustakaan Masjid Tahun 2025

Setelah itu, Nadiem menempuh kuliah S1 di Brown University, Amerika Serikat, dengan jurusan Hubungan Internasional. Ia juga sempat mengikuti program pertukaran pelajar di London School of Economics (LSE), Inggris.

Pendidikan tingginya berlanjut ke Harvard Business School, tempat ia meraih gelar MBA (Master of Business Administration). Latar pendidikan internasional ini kelak memengaruhi cara pandangnya terhadap inovasi dan kepemimpinan.

Kiprah Karier

Setelah lulus kuliah, Nadiem sempat mengawali karier di dunia konsultan. Dari 2006–2009, ia bekerja di McKinsey & Company di Jakarta. Namun, semangatnya untuk berinovasi membuatnya tak betah di jalur korporasi.

Ia lalu terjun ke dunia startup. Pada 2011–2012, ia menjadi Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia, e-commerce fashion. Setahun kemudian, ia dipercaya menjadi Chief Innovation Officer di Kartuku, perusahaan layanan pembayaran nontunai.

Jangan Lewati: Workshop PIAUD STAINU: Saat Guru PAUD Menyapa Dunia Digital dengan Kreativitas

Namun, titik balik terbesar datang pada 2010, ketika ia mendirikan Gojek. Awalnya, Gojek hanyalah layanan pemesanan ojek berbasis call center. Di tangannya, aplikasi ini tumbuh menjadi super app dengan ratusan layanan, menjelma sebagai decacorn pertama di Indonesia, dan membuka peluang kerja bagi jutaan mitra driver.

Kesuksesan itu membuat namanya mendapat lirikan Presiden Jokowi. Pada 23 Oktober 2019, Nadiem dilantik menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek).

Program dan Kebijakan Utama sebagai Menteri

Di kabinet, Nadiem membawa ide-ide baru lewat program “Merdeka Belajar”. Intinya adalah memberi kebebasan lebih luas bagi sekolah, guru, dan murid untuk berinovasi. Ia juga meluncurkan Kampus Merdeka, yang membuka peluang mahasiswa belajar di luar prodi, bahkan di luar kampus.

Kebijakan besarnya antara lain:

  • Penghapusan Ujian Nasional (UN), diganti dengan asesmen kompetensi minimum.
  • Digitalisasi pendidikan, termasuk distribusi Chromebook ke sekolah-sekolah.
  • Penekanan pada pembangunan karakter seperti ketekunan, rasa ingin tahu, optimisme, dan pengendalian diri.

Kebijakan-kebijakan ini menuai dukungan sekaligus kritik, namun tak ada yang bisa memungkiri: meninggalkan jejak dalam sistem pendidikan Indonesia.

Jangan Lewati: Ulat di Sayur, Jangkrik di Tahu: Kualitas Program Makan Bergizi Gratis di Bantul

Isu dan Kontroversi Terkini

Namanya kini kembali ramai, tapi dengan nada berbeda. Pada 4 September 2025, Nadiem ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook saat menjabat Mendikbudristek.

Ia tersangka mengatur spesifikasi agar hanya produk Chromebook dari Google yang lolos tender, setelah beberapa kali bertemu dengan perwakilan Google Indonesia. Kerugian negara diperkirakan mencapai Rp 1,98 triliun (sekitar US$115–121 juta).

Kejaksaan menahan Nadiem selama 20 hari untuk pemeriksaan. Kasus ini mencuri perhatian publik karena proyek tersebut terkait dengan program digitalisasi sekolah di masa pandemi COVID-19. Meski begitu, Nadiem membantah melakukan kesalahan dan menyebut integritas adalah prinsip utamanya.

Hidup Nadiem Makarim adalah potret tentang mimpi, ambisi, sekaligus konsekuensi. Ia sudah mencicipi manisnya sukses lewat Gojek, juga meninggalkan jejak besar lewat reformasi pendidikan. Namun, ia juga harus menghadapi getirnya kritik, sorotan publik, hingga tuduhan korupsi yang berpotensi mengubah citranya di mata bangsa.

Jangan Lewati: Ruang Kelas Berganti Layar: Anak Jogja Belajar di Tengah Riuh Demo

Apakah sejarah akan mengenangnya sebagai pembaru yang berani, atau justru pejabat yang tersandung masalah? Waktu yang akan menjawab. Yang pasti, kisah Nadiem adalah cermin bahwa jalan menuju perubahan selalu penuh risiko. Dari Gojek hingga Merdeka Belajar, dari sorak pujian hingga tuntutan hukum—semua itu menjadikannya salah satu tokoh paling berwarna di Indonesia modern.

Pasang iklan di ejogja.ID, klik: Pasang Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *