ejogja.ID – FEBI UAD bermitra dengan JKSM. Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjalin kemitraan dengan Jaringan Koperasi Syariah Muhammadiyah (JKSM). Acara kemitraan ini bertempat di Kampus 1, Jalan Kapas Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta. Acara tersebut bertajuk Focus Group Discussion (FGD). Pada acara ini, ada sambutan dari pihak UAD. Sambutan pertama dari Dyah Fitriani, S.E, M.M, selaku Ketua Program Studi (Kaprodi) Manajemen FEB-UAD. Sambutan kedua dari Dr. Salamatun Asakdiyah, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UAD.
Ambi: Beasiswa ke Luar Negeri untuk SLTA dan SLTP
“Saat bermitra, bisa tambah maju. Saat ada masalah, bisa dapat solusi. Koperasi dari sisi kelembagaan/manajerial, keuangan, kepatuhan dari badan hukum dan aspek usaha,” ucap Dr. Salamatun Asakdiyah. Situasi pandemi Covid-19 adalah penyebab kemitraan antara FEBI-UAD dan JKSM. Menurut Salamatun Asakdiyah, pandemi ini telah berdampak pada berbagai segmen kehidupan, tidak terkecuali koperasi.
“Koperasi tentu banyak kendala yang dihadapi. Dosen-dosen FEB-UAD memiliki ilmu yang sesuai dengan koperasi, sehingga bisa membantu JKSM,” paparnya. Ini memperkokoh FEBI UAD dalam bermitra dengan JKSM.
Jangan Lewatkan Baca Juga: Potret Eksistensi Nama
Dyah Fitriani berharap bahwa Jaringan Koperasi Syariah Muhammadiyah (JKSM) ada di setiap level cabang. Ini dalam rangka menciptakan sinergi dan kolaborasi antara Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). “JKSM juga harus bersinergi dan berkolaborasi demi kemajuan bersama. Soal koperasi Prodi Manajemen siap membantu, termasuk terjun langsung ke lapangan untuk melakukan pendampingan,” tambahnya.
Acara kemitraan ini turut menghadirkan BMT Tegalrejo, BMT An Nikmah Surya Kotagede, BMT Kotagede, BMT Ar Rohmah Matrijeron, Koperasi Agung Mentari PDM Kota Yogya, BMT Barokah. “FGD ini merupakan implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka Prodi Manajemen FEB-UAD dengan Jaringan Koperasi Syariah Muhammadiyah,” tega Dyah Fitriani.
Baca Juga: Menyingkirkan Debu Hasrat
Di piha lain, Bagus Gumelar dalam pengantarnya di FGD, menuturkan bahwa selama pandemi Covid-19, banyak koperasi mengalami sengketa antara pengurus dan anggota. Beberapa orang beranggapan bahwa koperasi berarti lembaga yang memiliki uang melimpah. Akibatnya, terjadilah sengketa di kemudian hari. Selain itu, Bagus Gumelar juga menyinggung masalah lain. ini seperti kelembagaan/manajerial, keuangan/pendanaan, kepatuhan koperasi yang berbadan hukum serta aspek usaha. “Pada FGD ini, silakan masalah yang dihadapi, kami coba bantu memberi wawasan dan solusi,” pungkasnya. (Aldy)
3 komentar