Dari Zakat untuk Petani Bawang: Harapan Baru dari Pesisir Bantul

Bantul, Kabar606 Dilihat
Dari Zakat untuk Petani Bawang Harapan Baru dari Pesisir Bantul
Foto: Penyerahan simbolis acara Mustahik Income Genering Program di Bantul

ejogja.ID | Bantul – Di antara hamparan pasir dan angin laut selatan, sekelompok petani bawang merah di Parangtritis, Bantul, tengah menata ulang harapan mereka. Jum’at (21/8/2025), Yayasan Baitul Maal (YBM) BRILiaN meresmikan sebuah program yang bisa jadi menjadi titik balik ekonomi warga pesisir: Mustahik Income Generating Program (MIGP).

Jangan Lewati: Dari Ladang ke Piring Sekolah: Menatap Rp 335 Triliun Program MBG 2026

Program ini bukan sekadar bantuan. Di baliknya ada cerita solidaritas—dana zakat yang dihimpun dari pekerja Bank Rakyat Indonesia (BRI) lalu dikembalikan ke masyarakat. Khususnya, petani bawang merah yang selama ini berjibaku dengan harga pasar, iklim, dan modal usaha yang terbatas.

Bagi Suyatno, salah satu petani bawang di Parangtritis, program ini memberi napas baru. “Biasanya kalau modal mepet, saya harus pinjam sana-sini. Sekarang ada bibit dan pupuk, rasanya lebih tenang. Tinggal kami rajin merawat, mudah-mudahan hasilnya lebih baik,” ucapnya sambil menatap lahannya.

Tak hanya Suyatno, suara optimis juga datang dari Sri Wahyuni, petani perempuan yang kerap membantu suaminya di sawah. “Kami senang karena tidak cuma dapat bantuan, tapi juga pendampingan. Jadi lebih paham cara merawat bawang supaya hasilnya bagus. Saya berharap bisa bantu sekolah anak-anak dari panen nanti,” katanya dengan mata berbinar.

Jangan Lewati: Tewas! Dua Nyawa Melayang: Demo Rakyat Pati Berbalas Duka

Sementara itu, generasi muda pun ikut melihat peluang. Andi, pemuda desa yang baru dua tahun pulang merantau, menilai program ini bisa menjadi pintu untuk anak muda kembali ke pertanian. “Dulu saya kira bertani itu susah dan tidak menjanjikan. Tapi dengan adanya kelompok tani dan dukungan seperti ini, saya mulai yakin kalau usaha di kampung juga bisa jadi masa depan,” ungkapnya.

“Harapan kami sederhana, dari mustahik mereka bisa naik kelas menjadi muzaki,” tutur Banu Arif Wijanarko. Ia Supervisor Penunjang Operasional BRI Bantul, sembari menekankan bahwa zakat pekerja BRI diolah untuk memperkuat sendi-sendi ekonomi rakyat kecil.

Tak hanya modal berupa pupuk, bibit, dan peralatan pertanian yang diberikan. YBM BRILiaN juga menurunkan fasilitator khusus—pendamping lapangan yang memastikan bantuan tidak berhenti pada seremonial, tapi benar-benar membumi pada kebutuhan petani.

Jangan Lewati: Lomba Kaligrafi dan Pidato Online Nasional

Optimisme itu juga datang dari pemerintah daerah. Imawan, Kepala Bidang P3UP Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, menyebut program ini sejalan dengan misi pemberdayaan petani di daerahnya.
“Potensi hortikultura di selatan Bantul, termasuk bawang merah, sangat besar. Tinggal bagaimana kita menjaga amanah ini supaya berkelanjutan. Kalau berhasil, bukan mustahil akan ada lebih banyak program serupa hadir di Parangtritis maupun wilayah lain di Bantul,” ujarnya.

Pasang iklan di ejogja.ID, klik: https://bit.ly/iklanejogja

Di lahan bawang merah yang menghadap laut, cerita ini mungkin baru saja dimulai. Tapi bagi Suyatno, Sri Wahyuni, hingga Andi, setiap tunas yang tumbuh kini membawa makna baru: zakat yang berubah menjadi harapan, dari tangan para muzaki untuk masa depan mustahik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *