
ejogja.ID | Asap yang mengepul dari bangunan terbakar, toko-toko yang porak poranda, serta wajah-wajah panik warga masih menyisakan luka. Kerusuhan dan penjarahan beberapa hari terakhir bukan hanya merusak fasilitas umum hingga menimbulkan kerugian lebih dari Rp1,2 triliun, tapi juga meninggalkan rasa cemas yang belum reda.
Jangan Lewati: ASN Jadi Pelopor, Gus Hilmy Apresiasi Gerakan Pilah Sampah di Bantul
Di tengah suasana itu, suara kritis datang dari Anggota DPD RI asal DIY, Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. Tokoh yang akrab disapa Gus Hilmy ini menyambut baik langkah Presiden Prabowo Subianto yang mengecam kerusuhan sekaligus membentuk tim reformasi kepolisian. Namun, ia menegaskan apresiasi saja tidak cukup tanpa tindak lanjut nyata.
Apresiasi Presiden, tapi Kritik Jalan Terus
“Saya menghargai sikap Presiden yang menolak kerusuhan dan menekankan penegakan hukum, kemudian akan mereformasi kepolisian. Tetapi rakyat membutuhkan bukti nyata, bukan sekadar pernyataan moral. Jangan setengah hati. Apalagi sudah beberapa hari, sejumlah pelaku sudah ditetapkan, namun tidak ada perkembangan soal siapa aktor intelektualnya. Ini yang meresahkan,” tegas Gus Hilmy dalam pernyataan tertulisnya pada Jumat (12/9).
Dalang Kerusuhan Masih Misterius
Bagi anggota Komite II DPD RI ini, publik justru bertambah bingung. Kapolri sudah mengungkap ada indikasi makar, bahkan Presiden turut mengakui adanya potensi serupa. Tetapi, kata Gus Hilmy, pendalaman kasus seolah berjalan di tempat.
“Kalau Kapolri sudah lapor dan Presiden sudah bicara soal potensi makar, lantas sejauh mana tindak lanjutnya? Analisis-analisis intelijen yang beredar kenapa tidak didalami? Apa peran intelijen kita? Wong soal terorisme saja bisa cepat diungkap, kok dalam kasus ini seolah-olah tidak ada kejelasan siapa dalangnya. Padahal peristiwa ini punya pola dan indikasi nyata. Kan ada beberapa yang ditangkap. Sebenarnya bisa dilakukan pendalaman dan penyelidikan lebih lanjut. Ada apa sebenarnya?” ujarnya dengan nada kritis.
Jangan Lewati: Mahasiswi IIQ An Nur Ini Bangkit dari Duka, Menyemai Cinta Al-Qur’an
Menurut Gus Hilmy, kerusuhan ini jelas bukan aspirasi murni rakyat. Ada provokator yang sengaja menyulut api. Bila aparat hanya berhenti pada pelaku lapangan, maka keadilan tidak pernah benar-benar sampai pada akar masalah.
“Jangan sampai kasus sebesar ini menguap begitu saja, sementara kerugian akibat pengrusakan fasilitas umum sudah lebih dari Rp1,2 triliun. Kapolri harus berani membuktikan kinerjanya,” tambahnya.
Jangan Berhenti pada Retorika
Gus Hilmy pun mengingatkan, Presiden tidak boleh berhenti pada retorika politik. Sebagai kepala negara, Prabowo memiliki kewenangan penuh untuk memastikan aparat penegak hukum bergerak cepat dan transparan.
Jangan Lewati: Telah Dibuka! Beasiswa Program KIP Kuliah IIQ An Nur Yogyakarta 2025
“Apresiasi saya tetap ada kepada Presiden, tetapi kami butuh tindakan yang nyata dan segera. Negara tidak boleh terlihat gamang menghadapi provokator yang mengancam stabilitas bangsa. Jangan biarkan rakyat kecil jadi tumbal sementara dalang sebenarnya bebas berkeliaran,” pungkasnya.
Pasang iklan di ejogja.ID, klik: Pasang Iklan