KH. Heri Kuswanto
1) Penjelasan tentang sikat gigi dengan pasta saat puasa apakah batal atau tidak bisa cek dalam Fathul Qorib bab Shoum: Di antara yang membatalkan puasa
ما وصل عمداً إلى الجوف
Masuknya benda kedalam tubuh dengan sengaja melalu lubang yang terbuka (mulut, hidung, dan lain-lain).
Baca Juga: Tetes Telinga dan Mata saat Berpuasa
2) Sikat gigi dengan pasta gigi, Imam Nawawi dalam al-Majmu’, Syarah al-Muhadzdzab:
– Apabila seseorang memakai siwak basah, lalu airnya berpisah dari siwak yang ia gunakan, atau cabang-cabang (bulu-bulu) kayunya itu lepas kemudian tertelan, maka puasanya batal (tanpa ada perbedaan pendapat ulama).
– Jika tidak ada air kumur atau odol yang tertelan maka sikat gigi tak membatalkan puasa.
– Temasuk tidak membatalkan puasa, dari kias melalui Hadis riwayat Abdullah bin ‘Abbas.
لاَ بَأْسَ أَنْ يَذُوْقَ الخَلَّ أَوْ الشَّيْءَ مَا لَمْ يَدْخُلْ حَلْقَهُ وَهُوَ صَائِمٌ
Tidak mengapa seseorang yang sedang berpuasa mencicipi cuka atau sesuatu, selama tidak masuk sampai kekerongkongan. (HR. Ibnu Abi Syaibah).
Baca Juga: PPDB Madrasah Al-Wustho Al-Ma’had An Nur Ngrukem Bantul
3) Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam Nihayatuz Zein fi Irsyadil Mubtadi’in:
– Sikat gigi dengan pasta saat puasa tidak termasuk batal tapi makruh (sebaiknya tidak dilakukan). Dilakukan saat berpuasa adalah bersiwak setelah waktu duhur.
– Menurut ulama Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hambali, makruh bagi orang yang berpuasa bila telah melewati waktu duhur hingga sore hari.
– Berdasarkan Hadis sahih. Rasulullah saw:
وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْك.ِ
Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada bau minyak kasturi. (HR. Muslim).
KH. Heri Kuswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo, A’wan Syuriah PWNU DIY sekaligus dosen IIQ An Nur Yogyakarta.