Dunia Dukung Program MBKM

Kabar, Nasional183 Dilihat

ejogja.ID – Dunia dukung program MBKM. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) selaku pemimpin Kelompok Kerja Pendidikan G20/G20 Education Working Group (EdWG) menghelat pertemuan pertama Kelompok Kerja Pendidikan G20. Acara tersebut bertitimangsa 16-17 Maret 2022. Pada acara perdana itu, Indonesia menyeru dunia untuk bekerja sama dalam menata kembali sistem pendidikan.

Jangan Lewatkan Baca Juga: Loker Bimbel Tridaya Yogyakarta

Acara yang menghadirkan 27 negara ini merapatkan empat agenda. Pertama, Universal Quality Education. Dalam hal ini, para perwakilan dari setiap negara berbagi pengalaman mengenai inklusifitas dan pendidikan yang berkeadilan selama pandemi Covid-19. Kedua, Digital Technologies in Education yaitu bahasan seputar usaha tiap negara dalam memanfaatkan teknologi digital selama masa pandemi. Ketiga, Solidarity and Partnership yakni terkait solidaritas dan kemitraan supaya terbangun sistem pendidikan yang efektif dan tangguh. Keempat, The Future of Work Post Covid-19 yakni bahasan seputar strategi masing-masing negara dalam menyongsong pendidikan pasca pandemi.

Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20, Iwan Syahril menyebut bahwa para pelajar tidak bisa terus menunggu sekolah luring kembali dan mengalami learning loss. Bukan masalah tidak masuk kelas atau gagal dalam ujian. Akan tetapi, ada ancaman berupa kehilangan minat para pelajar untuk belajar, karena sudah terbiasa tidak masuk sekolah.

Ambil: Beasiswa Pertamina Persero dan Pertamina Foundation

Selain itu, tema lain yang tidak lepas dari perhatian ialah perguruan tinggi. Mengenai hal ini, pendidikan tinggi memeroleh kesempatan lewat bilateral meeting dengan pihak dari Australia dan Prancis. Hal itu dalam rangka merapatkan rencana kerja sama yang lebih khusus.Ini semakin jelas bahwa dunia dukung program MBKM perguruan tinggi Indonesia..

Tjitjik Srie Tjahjandarie, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, menyampaikan usulan kerja asama dengan pihak Australia. Usulan tersebut antara lain dalam bidang pengakuan kualifikasi, impelementasi Kampus Merdeka lewat program Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA), program Joint Working Group serta kerja sama pengembangan riset dan inovasi lewat kerangka Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO).

Ambil Juga: Loker Guru Les Anak-Anak

“Kita sudah bermitra cukup dekat dengan Australia. Kita mendorong agar Australia juga membuka kesempatan apprenticenship dan internship bagi mahasiswa Indonesia ke Australia. Tentunya dengan skema yang akan ditetapkan melalui program Kampus Merdeka. Setelah berhasil, perguruan tinggi dapat menduplikasi bentuk kegiatan ini agar banyak mahasiswa Indonesia memiliki wawasan global dan berdaya saing,” ucap Tjitjik.

Baca Juga: Tentang Niat yang Benar

Di pihak berbeda, perjumpaan dengan pihak Prancis mengupas tentang penguatan implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka lewat program ISSMA. Philomene Robin Atase dari Institut Francais D’indonesie, selaku perwakilan Prancis akan menggerakan perguruan tingginya untuk berpartisipasi dalam program MBKM.

“Kami mendukung program Kampus Merdeka dengan memobilisasi perguruan tinggi di Prancis agar semakin banyak perguruan tinggi dapat berpartisipasi, khususnya dalam program IISMA,” tegas Philomene. 

Ikuti: Gebyar Lomba Sains dan Teknologi

Penulis: Aldy | Editor: MR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar