ejogja.ID | Senja baru saja turun ketika halaman lobi IIQ An Nur Yogyakarta dipenuhi ratusan calon sarjana yang duduk rapi di pelataran kampus, Rabu (10/9/2025). Suasananya hangat: sebagian sibuk mencatat, sebagian lain merekam lewat gawai, sementara wajah-wajah penuh harap tampak menyimak serius setiap kalimat yang terlontar dari ruang lobi. Mereka bukan sedang kuliah, melainkan mengikuti Pembekalan Wisuda Angkatan XVII — sebuah momen jelang hari besar.
Sebanyak 173 mahasiswa bersiap menyandang gelar sarjana dari tiga fakultas: Tarbiyah, Ushuluddin, serta Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Acara dipandu dengan penuh semangat oleh Brilyan Kesuma, mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir semester 6, yang siang menjelang sore itu bertindak sebagai MC.
Jangan Lewati: Pernah Putus, Sekolah Lagi: Kisah Lana Menemukan Cahaya
Rektor IIQ An Nur Yogyakarta, Dr. Ahmad Sihabul Millah, M.A, membuka dengan pesan tegas sekaligus memotivasi. “Para calon lulusan punya jalannya masing-masing untuk berkontribusi di masyarakat. Alumni Fakultas Tarbiyah bisa terjun ke dunia pendidikan. Dari Fakultas Ushuluddin, kalian bisa mengembangkan diri di bidang keagamaan — menjadi penceramah, peneliti, hingga pemikir Islam. Sementara lulusan FEBI disiapkan untuk bersaing di ranah ekonomi modern, khususnya keuangan syariah, perbankan, hingga dunia usaha yang memadukan nilai agama dan praktik bisnis,” ujarnya.
Sesi berikutnya menghadirkan dialog interaktif bersama dosen sekaligus moderator, Qowim Musthofa, M.Hum. Dari sini, wejangan demi wejangan mengalir, seakan menjadi bekal batin bagi mereka yang sebentar lagi mengenakan toga.
Gus Abditawwab, S.HI, perwakilan Yayasan Al-Ma`had An Nur, mengingatkan pentingnya khidmah dalam kehidupan seorang terdidik. Suaranya lantang dan penuh penekanan, membuat beberapa peserta refleks menunduk, larut dalam renungan. “Kalau sudah usia 40 tahun lebih belum khidmah, itu fitnah. Maka siapkan diri menjadi orang yang mempunyai aktualisasi diri sebagai insan terdidik. Sebab, ilmunya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah,” tegasnya.
Kalimat itu mendapat sambutan hangat di barisan calon wisudawan yang duduk rapi di atas tikar. Ada yang mengangguk pelan, ada yang tersenyum getir, seolah sepakat bahwa pengabdian adalah kunci keberkahan hidup. Wejangan tersebut tak sekadar menohok, tapi juga menyalakan semangat untuk menjadikan ilmu sebagai jalan pengabdian.
Jangan Lewati: Beasiswa! Swiss Government Excellence Scholarships: Tunjangan Hingga Sekitar Rp 70 Juta Per Bulan
Lain lagi wejangan dari Reisa Nurma, S.S, influencer muda yang akrab dengan dunia digital. Dengan gaya komunikatif, ia mengajak para calon wisudawan melek branding diri.
“Lulusan hari ini tidak cukup hanya bermodalkan ijazah. Mereka harus punya target besar dalam membangun personal branding. Salah satunya dengan mengelola media sosial, meningkatkan kualitas konten, hingga menarik lebih banyak followers. Followers bukan sekadar angka, melainkan bukti bahwa gagasan kita didengar dan pengaruh kita dirasakan.”
Ia lalu menambahkan dengan penuh penekanan, “Namun, jangan berhenti di situ. Yang lebih penting adalah menanamkan gold mindset — pola pikir emas yang berfokus pada keunggulan, ketekunan, dan kebermanfaatan. Dengan kombinasi branding yang kuat dan mindset yang kokoh, para lulusan akan mampu membuka jalan kesuksesan.”
Jangan Lewati: Mantan Menteri Jokowi Dipenjara, Ini Profil Lengkapnya
Dari alumni, Muhammad Fatkhurrahman, S.Pd.I, berbagi pengalaman nyata sebagai pendidik. Kalimatnya sederhana, namun sarat makna:
“Kalau ingin jadi bagian dari pemerintah, misalnya PNS guru, kuncinya bukan sekadar lulus tes. Yang terpenting adalah konsistensi ucapan dan tindakan sebagai wujud integritas. Bekal lain yang tak kalah penting ialah kemampuan adaptasi, sebab aturan, teknologi, dan kebutuhan masyarakat terus berubah. Dengan integritas dan adaptasi, peluang karier moncer akan semakin terbuka.”
Sesi tanya jawab antara calon wisudawan dan para pemateri berlangsung hangat dan penuh canda segar. Beberapa pertanyaan sederhana justru memantik diskusi menarik, membuat suasana semakin cair. Menjelang penutupan, atmosfer terasa kian akrab. Ada yang masih sibuk mencatat, ada pula yang saling berbisik membicarakan diskusi yang baru saja bergulir. Tak sedikit wajah yang tampak berkaca-kaca—terharu sekaligus termotivasi, seakan pesan-pesan itu menyentuh langsung ruang batin mereka yang sebentar lagi resmi menyandang gelar sarjana.
Jangan Lewati: Kementerian Agama Luncurkan Program Bantuan Operasional Perpustakaan Masjid Tahun 2025
Dihubungi secara terpisah, ketua panitia wisuda, M. Arif Kurniawan, M.E, menyampaikan rasa syukur. “Alhamdulillah, Pelepasan dan Pembekalan Wisudawan Wisudawati ke-17 berjalan lancar dan penuh makna. Doa restu rektor, wejangan para pemateri, hingga inspirasi alumni memberi semangat baru bagi para calon wisudawan agar siap menghadapi tantangan era digital dan mengabdi untuk kemaslahatan.”
Acara sore itu seolah menjadi jeda penting: bukan sekadar persiapan teknis menuju wisuda, tapi ruang refleksi untuk menata langkah. Wisuda Angkatan XVII IIQ An Nur Yogyakarta sendiri dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 13 September 2025.
Pasang iklan di ejogja.ID, klik: Pasang Iklan