KH. Heri Kuswanto
Empat Tingkatan Surga dalam Tinjauan Ulama Tafsir
QS al-Zumar 73
وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ اِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا وَفُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خٰلِدِيْنَ
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (surga) dan pintu-pintunya telah dibukakan, penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di dalamnya.”
1) Al-Kalbi dalam Tafsir al-Thabari, ada empat macam surga:
– ‘Adn, yang merupakan tingkatan tertinggi,
– Al-Ma’wa,
– Firdaus,
– Na‘im.
2) Masing-masing luasnya seluas langit dan bumi.
– Di dalamnya terdapat banyak surga lagi dan para bidadari yang selalu menjaga pandangan.
– Mata mereka tak pernah diarahkan kepada siapa pun kecuali kepada pasangan mereka.
– Tidak ada seorang pun, baik kalangan manusia maupun jin, yang pernah menyentuh mereka sebelumnya. Adapun yang menjadi landasan .
3) tentang keempat surga ini ada dalam dua ayat.
– QS al-Rahman 46
وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ جَنَّتٰنِۚ
Dan bagi siapa yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.
– QS al-Rahman 62
وَمِنْ دُوْنِهِمَا جَنَّتٰنِۚ
Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi.
Baca Juga: Keutamaan di Hari Kurban dan Cerita Hikmahnya
Tingkat Surga
1) Al-Samarqandi menafsirkan,
– Dua surga pertama adalah surga ‘Adn dan surga Na‘im, terbuat dari emas, penuh dengan pepohonan dan buah-buahan, ada dua buah mata air yang mengalir di dalamnya.
– Sedangkan dua surga yang terakhir adalah surga Firdaus dan surga Ma’wa, terbuat dari perak, terlihat hijau tua warnanya, ada dua buah mata air yang memancar, ada macam-macam buah, kurma, serta delima di dalamnya.
2) Menurut al-Qurthubi,
– Keempat tingkatan surga di atas dijanjikan untuk orang-orang yang takut saat menghadap Tuhannya.
– Rasa takut itu sendiri memiliki beberapa tingkatan.
– Dua tingkatan surga yang pertama diperuntukkan bagi para hamba yang paling tinggi ketakutannya kepada Allah, yaitu orang-orang pendahulu yang didekatkan kepada-Nya (al-Muqarrabun).
– dua tingkatan yang lainnya bagi orang-orang yang terbatas rasa takutnya, orang-orang kemudian dari golongan kanan (Ashâbul Yamîn), yaitu mereka yang diberi catatan amal dari sebelah kanan.
3) Pintu keempat surga tersebut berjumlah delapan pintu, sebagaimana riwayat Ibnu ‘Abbas dalam Tafsir Ibn Abi Hatim.
– Ahli salat akan dipanggil dari pintu salat, para ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad, para ahli puasa akan dipanggil dari pintu rayyan, para ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah, para ahli ibadah haji akan dipanggil dari pintu haji, para ahli ‘umrah akan dipanggil dari pintu ‘umrah, para ahli syukur akan dipanggil dari pintu syukur, para ahli zikir akan dipanggil dari pintu zikir.
4) al-Baihaqi berpendapat bahwa :
– masing-masing dari keempat nama surga di atas mencakup seluruh surga.
– Artinya, ketika disebut nama “surga Ma‘wa”, maka yang dimaksud adalah seluruh surga.
– walau, para ulama kembali bersepakat bahwa surga memiliki beberapa tingkatan.
1) Ibn ‘Abbas menyampaikan ada tujuh tingkatan surga, yaitu
– Firdaus.
– ‘Adn.
– ‘Na‘im.
– Darul-Khuld.
– Ma‘wa.
– Darus-Salam.
– ‘Illiyyun.
Masing-masing tingkatan memiliki tingkatan lagi.
2) Menurut al-Samarqandi
– yang lebih kuat tetaplah yang empat tingkatan
– sebagaimana yang dikemukakan oleh Al-Qur’an. Dan di dalamnya ada tingkatan-tingkatan lagi.
Tingkat Surga Pertama
Surga ‘Adn
– Dalam riwayat Ibnu Khuzaimah disebutkan, surga ‘Adn adalah surga yang belum pernah terlihat mata pun dan belum pernah terbesit hati manusia mana pun.
– Tidak ada bani Adam yang menempatinya kecuali tiga golongan: para (nabi, shiddiqin, dan syuhada)
– Hadis qudsi:
Dia berfirman kepada surga ini, “Berbahagialah orang yang memasukimu.”
– al-Mawardi dalam Tafsirnya :
surga ‘Adn ada lima pandangan:
(1) surga ‘Adn adalah surga keabadian dan tempat kediaman;
(2) surga ‘Adn adalah taman-taman yang penuh dengan pohon delima dan anggur, sebagaimana riwayat Ibn ‘Abbas;
(3) ‘Adn sendiri adalah sebuah nama yang ada di tengah-tengah surga, sebagaimana riwayat ‘Abdullah ibn Mas‘ud;
(4) nama ‘Adn sendiri adalah sebuah nama istana di surga, sebagaimana riwayat ‘Amr ibn al-Ash dan al-Hasan;
(5) surga ‘Adn surga yang berada di langit tertinggi, tidak ada yang memasukinya kecuali para nabi, orang-orang shiddiq, dan para syuhada, dan para pemimpin yang adil.
3) al-Ahwash ibn Hakim dalam Tafsir al-Tsa‘labi
– Di dalam surga ‘Adn ini adalah sebuah kota yang terbuat dari permata putih yang menyilaukan mata.
– Seorang nabi pun atau kepada satu malaikat pun belum pernah melihatnya .
– Allah menjanjikan kota ini untuk para nabi ulul ‘azmi, para syuhada, para pemimpin yang adil, dan para mujahidin.
– Sebab, mereka adalah orang-orang yang unggul dalam segalanya.
– Maka pantaslah surga ini menempati tingkatan tertinggi karena hamba-hamba pilihan yang akan menghuninya.
Tingkat Surga Kedua
Surga Ma’wa.
1)Ibnu ‘Abbas, al-Thabari menyebutkan,
– ia berada di dekat Sidratul Muntaha,
QS An-Najm 15
– عِنۡدَهَا جَنَّةُ الۡمَاۡوٰىؕ
(di dekatnya ada surga tempat tinggal)
– Tafsir
Di dekatnya, yakni dekat Sidratul Muntahà, ada surga yang menjadi tempat tinggal.
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa di tempat itulah (di dekat Sidratul Muntaha) letak surga. Ia merupakan tempat tinggal bagi orang-orang yang takwa dan orang-orang yang mati syahid.
– tepatnya di sebelah kanan ‘Arasy. Kata al-ma’wa sendiri berarti ‘tempat berlindung’, sebab ia merupakan tempat berlindungnya ruh para syuhada dan ruh orang-orang mukmin.
2) Penghuninya
Allah mengutarakannya dalam
QS al-Sajdah 15-19
– Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya,
– Lagi pula mereka tidaklah sombong.
– Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap,
– serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan.
3) HR Thabrani
Riwayat al-Hakam ibn ‘Umair, “Malulah kalian kepada Allah,
– Peliharalah kepala dan anggota tubuh di dalamnya.
– Peliharalah perut dan isinya.
– Ingatlah kalian kepada kematian dan kehancuran.
Siapa saja yang melakukan semua itu, maka balasannya adalah surga Ma’wa.
Tingkat Surga Ketiga
Surga Firdaus
– Disebut “firdaus” karena dikelilingi dan diliputi oleh banyak pohon, yang kebanyakan adalah pohon anggur.
– Ada pula yang berpendapat, firdaus artinya lembah-lembah yang ditumbuhi berbagai macam tumbuhan.
– Ada lagi yang mengatakan, dalam bahasa Rum, firdaus berarti kebun atau taman yang penuh dengan pohon anggur.
– Siapa pun yang berada di dalamnya akan kekal, tidak akan merasa jenuh atau bosan, layaknya para penghuni dunia. Tatkala mendapat satu nikmat, mereka ingin beralih kepada nikmat lain, bahkan yang lebih besar. Demikian adanya tabiat penghuni dunia.
– Sementara para penghuni surga Firdaus tidak mengenal jenuh dan bosan pada sebuah nikmat.
– Apa pun yang mereka inginkan sudah tersaji dan apa pun yang mereka pilih sudah disiapkan.
Dalam Tafsir al-Maturidi, Ubadah ibn al-Shamit meriwayatkan:
– “Sesungguhnya surga itu memiliki seratus derajat.
– Satu derajat dengan derajat lainnya laksana antara langit dan bumi.
– Surga Firdaus adalah derajat yang tertinggi.
– Darinya memancar sungai-sungai surga yang empat. Jika kalian memohon surga, maka mohonlah surga Firdaus.”
Baca Juga: Dosa dan Ampunan
Dalam Tafsir al-Thabari, bahwa QS al-Mukminun 1-11, yang berhak mendapat balasan surga ini, yaitu
– Mereka yang khusyuk dalam shalatnya.
– Orang yang menjauhkan diri dari perbuatan yang tak bermakna.
– Orang yang menunaikan kewajiban zakat.
– Yang menjaga kemaluannya. (Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas)
– Orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya.
– Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, yakni yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya,
– Janji bagi orang yang berjuang di jalan Allah. “Sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat yang Allah siapkan bagi orang-orang yang berjuang di jalan-Nya.
– Antara satu derajat dengan derajat lainnya laksana antara langit dan bumi. Jika kalian memohon, mohonlah surga Firdaus. Sebab, ia adalah di tengah surga, sekaligus surga yang tertinggi.
– Di atasnya adalah ‘Arasy al-Rahman. Darinya sungai-sungai surga memancar.
Tingkat Surga Keempat
Surga Na‘im.
1) Malik ibn Dinar dalam Tafsir Ibnu Abi Hatim menyebutkan
– Surga ini berada di antara surga Firdaus dan surga ‘Adn
– QS Yunus: 9
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ يَهْدِيْهِمْ رَبُّهُمْ بِاِيْمَانِهِمْۚ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْاَنْهٰرُ فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, niscaya diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. Mereka di dalam surga yang penuh kenikmatan, mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Tafsir Ringkas Kemenag Republik Indonesia:
Kebalikan dari orang-orang yang durhaka kepada Allah dan hanya mencintai kehidupan dunia adalah orang-orang yang beriman dan beramal saleh untuk bekal kehidupan di akhirat. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan sebagai wujud keimanan tersebut mereka mengerjakan amal kebajikan sebagaimana petunjuk yang ada dalam AlQur’an, niscaya mereka mendapat petunjuk oleh Tuhan karena keimanan mereka. Mereka di dalam surga yang penuh kenikmatan yang tiada tara, tiada pernah terkurangi dan mengalir di bawahnya sungai-sungai.
2) Para penghuninya disebutkan oleh Allah dalam sebuah hadis qudsi, “Orang-orang yang berbuat kemaksiatan. Namun, tatkala ingat kepada keagungan-Ku, mereka kemudian merasa diawasi-Ku. Tulang-tulang mereka seperti langsung mengerut karena takut kepada-Ku dan kemuliaan-Ku. Aku yang semula ingin menimpakan azab kepada para penghuni bumi, tatkala melihat orang-orang haus dan lapar (puasa) karena takut kepada-Ku, akhirnya memalingkan azab itu dari mereka.”
Sekolah Gratis di: PPDB SMK Peradaban Desa Bantul Yogyakarta 2022-2023
3) Muqatil menjelaskan QS al-Shaffat 40-49
– Maksud orang-orang beriman di sana adalah orang-orang yang percaya kepada Allah, menunaikan amalan-amalan yang saleh, dan kewajiban-kewajiban dari-Nya
– Berkat keimanan, kepercayaan, dan tauhid mereka, Allah melimpahkan petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan surga, di mana di bawah istana-istana mereka ada cahaya dari cahaya istana permata dan yaqut yang mereka tempati.
– Sungguh di dalamnya, mereka tidak mendapat tuntutan satu pekerjaan pun selamanya. Mereka tidak mengalami satu kesulitan pun.
– Doa mereka di dalamnya ialah, “Subhanakallahumma,” dan salam penghormatan mereka ialah, “Salam”. Dan penutup doa mereka ialah, “Alhamdulilaahi Rabbil ‘aalamin.” Dalam surah lain, kenikmatan-kenikmatan dalam surga itu tergambar, Tetapi hamba-hamba Allah yang bersih (dari dosa). Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu, yaitu buah-buahan
– Dan mereka adalah orang-orang yang termuliakan, di dalam surga-surga Na‘im yang penuh nikmat.
– Di atas takhta-takhta kebesaran berhadap-hadapan. Beredar kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir. (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
– Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya. Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya, seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik.
4) Dalam petikan doanya, Nabi Ibrahim ‘as memohon agar mendapatkan kenikmatan surga Na‘im ini. Dan kelak Allah akan mengabulkan permohonannya dengan balasan yang lebih istimewa dari permintaanya.
QS al-Syu‘ara 83-85
رَبِّ هَبْ لِي حُكْماً وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ ، وَاجْعَلْ لِي لِسانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ ، وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ
(Nabi Ibrahim ‘as berdoa), “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempu sakai surga yang penuh kenikmatan”.
KH. Heri Kuswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo, A’wan Syuriah PWNU DIY sekaligus dosen IIQ An Nur Yogyakarta.
2 komentar