Talk Show Perdamaian, Upaya Anak Muda Merawat Kebangsaan

Jogja, Kabar1697 Dilihat

Talk Show Perdamaian, Upaya Anak Muda Merawat Kebangsaan

Yogyakarta, ejogja ID – Dalam usaha untuk terus menanamkan rasa cinta pada tanah air di kalangan mahasiswa, Duta Damai Yogyakarta bersama HMPS Perbandingan Madzhab FSH UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Talk Show Perdamaian: Mengukuhkan Moderasi Beragama dalam Bingkai Kebangsaan. Acara ini dilangsungkan di lantai II Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Jangan Skip: Demi Rawat Literasi, ISAIs Gelar Workshop dan Mentoring Esai yang Berkelanjutan

Pembukaan acara diawali dengan parade kebangsaan yang memamerkan keanekaragaman budaya berupa tari wonderland.Acara ini juga memberikan kesempatan bagi tokoh-tokoh kebudayaan, pemikir, dan pemimpin masyarakat untuk berbicara tentang pentingnya merawat dan memelihara keberagaman sebagai aset utama bangsa. Diskusi panel yang melibatkan para ahli kebudayaan dan aktivis sosial memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana membangun masyarakat yang damai.

Dalam sambutannya, Maryadi, Ketua HMPS Perbandingan Madzhab FSH UIN Sunan Kalijaga, mengemukakan bahwa Talk Show Perdamaian menjadi acara yang sangat penting untuk mengaktualisasikan perdamaian dan toleransi di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan keberagaman. Ia menyoroti bahwa mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga tidak hanya berasal dari latar belakang agama Islam, tetapi juga terdapat mahasiswa non-Muslim, sehingga mereka perlu hidup berdampingan.

Jangan Skip: Beasiswa Riset S1 Baznas DIY 2023

“Penting sekali kita hidup secara berdampingan, tanpa melihat perbedaan sebagai masalah. Terutama di kalangan generasi milenial saat ini.” Ujarnya saat memberikan sambutan, pada Rabu (15/11/2023).

Sahrul Khirom, yang mewakili Koordinator Duta Damai Yogyakarta, juga menyentuh aspek moderasi beragama dalam konteks kebangsaan. Ia menekankan, bahwa moderasi beragama tidak hanya sebatas konsep dan diskusi. Tetapi, ia memerlukan kerjasama dari setiap elemen masyarakat untuk hidup berdampingan meskipun memiliki perbedaan agama, budaya, dan bahasa.

Lebih lanjut, Malik Ibrahim menyampaikan bahwa keberagaman itu niscaya. Sehingga mau tidak mau harus dijaga dan terus diupayakan untuk saling hidup damai. “Indonesia bukan negara agama, tetapi negara yang memiliki banyak agama dan itu harus bisa hidup rukun bersama-sama,” jelasnya. (Bahri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *