Sisi Lain Kebanyakan Rebahan

Literasi, Opini265 Dilihat

Muhammad Muhibbudin

Semenjak virus Covid-19 menyerang negara Indonesia, pemerintah Indonesia mewajibkan semua masyarakat Indonesia untuk tetap berada di dalam rumah. Oleh sebab itu, para pemuda/pemudi merasa bosan terus terusan hanya beraktivitas di dalam rumah, akhirnya mereka terjebak dalam zona nyaman. Bahkan sampai saat ini, banyak di antara masyarakat, khususnya pemuda, yang masih terjebak dalam zona kaum rebahan tersebut, padahal virus Covid19 sudah mereda dan pemerintah sudah mencabut tentang kewajiban tetap di rumah (Work from Home/WFH).

Kata rebahan sudah tidak asing lagi di telinga banyak orang. Kata rebahan masih dikategorikan ke artian masyarakat yang malas-malasan dalam beraktivitas. Maka dari itu, sebagai pemuda, kita diharuskan keluar dari zona nyaman ini, karena banyak sekali dampak negatifnya. Salah satu dampak yang diakibatkan dari zona rebahan adalah dalam segi kesehatan, segi sosial, dan merambah ke segi-segi kehidupan lainnya. Dilihat dari berbagai penelitian, kebanyakan rebahan dengan tanpa menjalani aktivitas apapun bisa mengakibatkan banyak penyakit pada tubuh contohnya seperti nyeri otot, stres dan lain-lain.

Jangan Lewatkan Baca Juga: Predator Seksual, Harus Dibagaimanakan?

Rebahan yang diartikan sebagai kelompok malas-malasan, dalam Islam sendiri tidak menganjurkan kepada umatnya untuk bermalas-malasan. Bahkan nabi Muhammad Saw selalu berdoa agar selalu terhindar dari sifat malas. Dari Anas bin Malik RA. Berkata bahwa Nabi Saw berdoa:

اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن، والعجز والكسل، والبخل والجبن، وضلع الدين وغلبة الرجال

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, tindihan hutang dan penindasan orang. (HR Bukhari)

Sebagai umat Islam yang terus ingin mengaktualisasikan diri, seharusnya kita menjauhi sifat malas dan keluar dari zona nyaman (zona kaum rebahan tersebut). Karena jika rebahan secara terus menerus bisa berdampak buruk untuk diri sendiri, untuk kesehatan dan lain-lain. Dampaknya tidak hanya untuk diri secara individual, tetapi juga berdampak buruk secara sosial kemasyarakatan. Oleh sebab itu, sikap dan sifat rebahan yang negative itulah yang harus dihindari sejak dini, lebih-lebih bagi kelompok milenial yang menjunjung tinggi produktivitas dan kreativitas dalam realitas kehidupan.

Pasti Adem: Murattal Anak Juz 30 Full Version, Mulai dari QS An Nas Animasi Hewan, Transportasi, Warna-warni

Dari sini bisa, dapat dipahami bahwa rebahan atau dengan kata lain sikap-sifat bermalas-malasan bisa berdampak buruk bagi kehidupan. Dalam konteks syariat, Islam tidak menganjurkan untuk bersikap demikian, bahkan nabi Muhammad SAW selalu berdoa agar terhindar dari sifat malas, karena dengan adanya kemalasan, negara sampai bangsa akan terpuruk dan tertinggal dengan negara lain jika sifat tersebut terus dilestarikan. Semoga kita semua terhindar dari hal-hal negatif tersebut. Amin.

 

Muhammad Muhibbudin, Mahasiswa PAI IIQ An Nur Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *