Simpanan Gandum Nabi, Habis Terbagi Tak Tersisa

Esai, Literasi191 Dilihat

KH. Heri Kuswanto

1) HR Muttafaq `alaih

+ Dari ‘Urwah, dari Aisyah RA, ia berkata, “Wahai keponakanku, kami pernah melihat bulan, kemudian bulan (berikutnya) dan bulan (berikutnya), tiga kali dalam dua bulan, sedangkan di rumah Rasulullah SAW tidak ada nyala api!”

– Aku (‘Urwah) berkata, ‘Wahai bibiku, lalu bagaimana kalian bisa bertahan hidup?’

+ Aisyah menjawab, ‘Kurma dan air. Hanya saja tetangga-tetangga kami dari kalangan Anshar yang mempunyai kambing perahan sering mengantarkan air susu untuk  Rasulullah SAW, lalu kami meminumnya’.

Dari sini, kita bisa paham simpanan gandum Nabi habis terbagi tak tersisa.

Jangan Lewatkan Baca Juga: Rumah Tangga yang Sangat Bahagia ala Rasulullah

2) Dalam  kitab Zuhud dan Budi yang Halus, HR Muslim :

– Aisyah RA menceritakan hal rumah tangga Rasulullah SAW bukan untuk mengeluhkan kesulitan hidupnya, akan tetapi untuk menggambarkan keseder­hanaan kehidupan beliau dan keluarga­nya.

– Ibn Aqbaras dalam Syarh asy-Syifa mengatakan, ungkapan kehidupan ru­mah tangga Rasulullah SAW ini salah satu contoh dalam cara memberi petun­juk pendidikan dan pengajaran, karena beliau adalah imam yang menjadi te­lad­an umatnya bahwa begitulah kebersaha­jaan beliau dan ahlul baytnya dalam ke­sehariannya.

cerita simpanan gandum Nabi habis terbagi tak tersisa itu sangat menginspirasi kita terus hidup bersahaja.

3) HR Bukhari

– Dari Sa‘id Al-Maqburi RA, dari Abu Hurairah RA, bahwasanya ia melewati suatu kaum yang sedang menikmati kam­bing guling.

– Lalu mereka mengajak­nya untuk makan bersama,

– Tapi ia me­nolaknya seraya berkata, “Rasulullah SAW belum pernah makan roti dengan kenyang sampai beliau meninggal.”

 

Foto Profil KH Heri Kuswanto Lintang SongoKH. Heri Kuswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo, A’wan Syuriah PWNU DIY sekaligus dosen IIQ An Nur Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar