Sajak-sajak Siti Mu’jijatirrohmah

Literasi, Puisi270 Dilihat

Sinfoni Rindu

Kau kutunggu…

Dalam rindu yang menyergap dada

Dalam malam yang penuh bayang

Dalam rasa yang sulit kuungkapkan

Parasmu mengisi setiap detak waktuku

Hingga kubenar-benar tak tahu

Siapa diriku dalam selaput matamu

 

Kutanya pada bintang-bintang

Namun bisu yang kudapat

Kutanya pada rembulan

Namun hening yang terus melekat

Kutanya pada sepasang kunang-kunang

Namun hampa yang lagi-lagi musti kuterima

 

Di manakah kau cinta?

Cinta, sosokmu yang menyejuk hari-hariku

Cinta, sosokmu yang setia menghiburku

Cinta, sosokmu yang rela berkorban demi bahagiaku

Cinta, dengarlah simfoni rindu hatiku

Yang tak pernah bosan bermuara

Menunggu hadirmu…

 

Yogyakarta,13 November2018

 

Pahlawan Umat

Untuk Drs.Hj.Sunardi Syahuri

 

Kumengenalmu melalui seketsa takdir

yang sebelumnya tak pernah kusangka

wajahmu melukiskan sosok pahlawan

tanpa gentar kau memimpin kita

wujudkan misi bersama

demi tercapai visi bangsa

tak kau hiraukan peluh siang malammu

tuk kau saksikan seluruh nafas ini

mengulas senyum membingkai mata dunia

 

Kubahagia telah menjadi huruf

yang tanpa sengaja kau tulis

dan kau abadikan dalam album kedamaian

adalah bukti cinta sucimu pada illahi

 

Selalu kan kurindukan tatap kasihmu

selalu kan kuingat ucap bijakmu

dan tetap kugelorakan jiwa perjuangmu

doaku kau kan jadi mulia disisiNya

karena engkau yang Ia dan kami cinta

 

Yogyakarta, 11 November 2018

 

I Had Move On

Berpijarlah matahari pada ufuk gairah

 

Sun rise adalah cahaya mimpi

melangkah kaki embara dunia

negeri kita,

sang rahim kedamaian

kaya akan nilai alam

kaya akan  cipta karya

kaya akan eksotik budaya

begitu eloknya serupa paras pelangimu

tak sanggup aku sebagaimana padamu

melukiskan batas kesempurnaannya

 

Tapi untuk apa kau ratapi

Dari matanya,

yang rapat sambut hadirmu

kau deraikan sejuta luka

di atas hampar kesunyian kata

Dari punggungnya,

yang enggan dipersandar kisah dukamu

kau sesakkan deru dada

dalam hempas angin kerisauan

Dari jemarinya,

yang mengasing rajut asamu

kau ringkihkan suara

di antara detak-detak hampa jiwa

 

Pikirkanlah sobat!

Betapa waktu, sia-sia kau diam tak hiraukan

betapa kesempatan, lidah api membakar kau abaikan

 

Ingatlah sobat!

Dirimu adalah pesona

yang kusaksikan berkepak lesat

tak gentar menjarang gelombang

hingga gelora memburu

mengejar langit singgasana hidupmu

 

Bangkitlah sobat!

Telah berkemerahan sun set berpendar

adalah isyarat tentang cahaya kemenangan

 

Pekikkanlah sobat!

Because I am the strength

            because I am the winner

            I my self is the dream

            and I had moved on!

 

 Yogyakarta, 1 Oktober 2018

 

Penulis adalah alumni MA Mafaza Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 komentar