Riset Harus Punya Kebaruan dan Kebermanfaatan

Kabar, Nasional642 Dilihat

ejogja.id – Mahasiswa S-2 dan S-3: riset harus punya kebaruan dan kebermanfaatan. Pendidikan tinggi magister dan doktoral di Indonesia mensyaratkan kelulusan mahasiswa yakni memiliki karya yang telah dipublikasikan di jurnal ilmiah baik jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi. Sementara itu, tanpa kontribusi dalam bentuk kebaruan dan kebermanfaatan, mahasiswa maupun peneliti akan kesulitan untuk bisa mempublikasikan jurnal ilmiahnya.

Hal itu diungkapkan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra, Mukhamad Najib, dalam Kuliah Umum “Peningkatan Kualitas Tugas Akhir Mahasiswa Program Pascasarjana” yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember.

Kegiatan ini digelar secara hibrida dan ditujukan bagi mahasiswa pascasarjana baik program S-2 maupun S-3 supaya mereka lebih termotivasi untuk menyelesaikan tesis dan disertasinya secara tepat waktu dan berkualitas. Acara digelar selama tiga hari, pada 4 hingga 6 November 2021.

Dalam materi berjudul, ”Memetakan Riset, Menemukan Novelty”, Atdikbud Najib sebagai narasumber utama di hari pertama menguraikan bahwa penelitian harus berangkat dari identifikasi masalah yang jelas. Menurut dia, sejatinya penelitian ilmiah merupakan aplikasi secara formal dan sistematis dari metode ilmiah yang ditujukan untuk mempelajari dan menjawab permasalahan.

“Jika kita bisa memulai dari identifikasi masalah penelitian yang solid, maka potensi kebaruan dan kebermanfaatan akan bisa dikembangkan dengan baik. Novelty atau kebaruan dalam penelitian bisa dilihat dari apakah penelitian kita bisa mengisi ketimpangan riset yang ada? Dari situ, perlu dievaluasi, sejauh mana hasil penelitian nantinya bisa memberikan kontribusi. Bisa secara konseptual maupun praktis dalam bidang yang diteliti,” jelas Najib, Kamis (4/11).

Dekan FISIP Universitas Jember, Joko Purnomo, menilai acara ini sangat penting sebagai pengayaan dan pengembangan keilmuan.

Jangan Lewatkan Baca Juga: Perlukah Perguruan Tinggi Vokasi Buka Kelas Internasional

“Saya harap semua mahasiswa bisa mengikuti kegiatan ini secara penuh. Dengan harapan, agar tidak ada yang hilang dari penjelasan yang dipaparkan, karena narasumber dalam acara tidak diragukan lagi. Karena riset harus punya kebaruan dan kebermanfaatan. Saya sudah lihat rekam jejaknya di bidang riset dan publikasi,” tutur Joko.

Ditambahkan Joko Purnomo, manfaat acara ini sesungguhnya tidak hanya untuk mahasiswa, tapi juga bagi fasilitator dan dosen. “Oleh karenanya semua boleh bergabung dalam acara ini,” ujar dia. (Bigul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar