Riwayat Mawar
Setangkai mawar
aku petik dan aku tanam
Dalam kebunku
Cahaya memancar hingga ke relung
Walau duri menusuk darah
Sebab merah yang tersebab
Adalah darahku yang mengalir
Menebar di pelataran kasih
Semerbakmu adalah rindu
Pucuk duri, setajam samurai
Merah merekah, mekar di dalam dada
Bumi basah di kelopak pagi
Akarmu menggeliat
Mekar di pucuk bunga
Tumbuh di kebun hati
Gugur di lantai hikayat
Mawar bawalah riwayatmu
Sehingga semerbakmu adalah rindu
Sumenep, Januari 2022
Jangan Lewatkan Baca Juga: Burung | Puisi Imam Arofi
Mataku Memecah
Bila cahaya menyelinap
Matahari gugur bagai Guntur
Gunung menjelma butiran pasir
Batu batu menyala
Mataku memecah butiran hujan
Sejarah diperam
Ketika hutan tak lagi lahirkan harimau,
Mereka letih
Menyaksikan lalat berpesta pora
Di atas tumpukan daging dan anyir darah
Biarkan mataku memecah
Membuka segala Ikhwal sejarah
Ketika mereka mulai mengubur dan melupakannya.
Januari 2022
Pertapa
Engkau yang bermata fana
Tidur merangkum mimpi
Tumbuh berbunga doa
Sekap, senyap bercahaya emas
Mekar gaharu aroma tubuhmu
Bagai semerbak wewangian yang belum tersibak
Semidimu sembah sing agung
Dalam gelap ada cahaya
Dalam dada suara lebah berdentum
Mereka yang bermata fana
Merangkum mimpi dalam semidi agung
Januari 2022
Imam Arofi, Pernah aktif di Sanggar Nuun Yogyakarta
Klik Suara Asli D Zawawi Imron Saat Baca Puisi Ibu