Jogja, ejogja.id – Prosesi wisuda bukanlah sekadar pesta merayakan kemenangan capaian gelar sarjana. Namun lebih dari itu, prosesi ini mencerminkan mahasiswa yang mahasantri. Prestasi akademik digondol juga menyandang gelar hafidz/ah bagi yang telah menyelesaikan hafalan 30 juz. Inilah keistimewaan Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta telah menyelenggarakan prosesi wisuda mahasiswa S1 tahun akademik 2020/2021 pada Sabtu, 18 September 2021 di area kampus. Wisuda ini dilaksanakan secara hibrid, yaitu luring dan daring. Prosesi wisuda dihadiri oleh keluarga besar Yayasan Al Ma’had An Nur, di antaranya KH. Yasin Nawawi (Ketua Yayasan), KH. Muslim Nawawi (Pengasuh Ponpes An Nur), Drs. KH. Heri Kuswanto, M.Si. (Ketua Senat), Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag,, M.Ag. (Koordinator Kopertais Wilayah III Yogyakarta sekaligus Rektor UIN Sunan Kalijaga), H. Abdul Halim Muslih (Bupati Kabupaten Bantul), Dr. Syariuddin, M.Si. (Pakar FEBI), Izzatu Muhammad, S.HI (Kamad Aliyah An Nur), Abdul Kirom, S.Th.I, M.Hum dan para pejabat lainnya. Wisuda IIQ An Nur Yogyakarta ke-13 tahun 2021.
Jangan Lewatkan Blended System Cara ISI Yogyakarta Mewisuda 547 Wisudawan
Dalam orasi akademik Dr. Ahmad Sihabul Millah, M.A. disampaikan, bahwa selain gelar akademik juga harus menancapkan gelar profetik dalam sanubari. Nilai-nilai profetik yang dikutip dari filsuf Bantul Yogyakarta Kuntowidjoyo merupakan kebijaksanaan dalam diri menuju hidup yang bestari. Wisuda adalah titik awal untuk mengaktualisasikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah didapatkan dari kampus. Diharapkan, aktualisasi ini dapat memberikan solusi problematika sosial keagamaan di masyarakat luas. Sebagai Rektor IIQ An Nur, Dr. Ahmad Sihabul Millah, M.A. mencambuk spirit wisudawan dengan narasinya yang khas, “Gelar akademik apalah arti bila tidak mengubah diri. Gelar akademik kau tulis di kertas apalah guna bila tak teriring ikhlas. Maka sungguh harus ditanam kuat dalam sanubari, bahwa harus menancapkan gelar S.P. (Sarjana Profetik). Artinya, para wisudawan harus mengoptimalkan tiga konsep dasar hidup, yakni humanisasi, liberasi, dan transendensi” tegasya sambil menatap fokus ke wisudawan yang mahasantri itu. Dalam kesempatan itu, rektor juga menyebutkan capaian-capaian terbaik yang telah diraih IIQ An Nur dalam beberapa tahun terakhir. Bidang bidang akademik, penelitian, pengabdian, sarana-prasarana, dan kerjasama nasional dan internasional.
Wisuda IIQ An Nur Yogyakarta tahun 2021 ini diikuti oleh 123 wisudawan dengan rincian 113 wisudawan melaksanakannya secara luring dan 10 wisudawan secara daring. 43 wisudawan mendapat predikat cumlaude. Dari Fakultas Tarbiyah diraih oleh Umi Hasanah (IPK 3.74) dan tercepat atas nama Maryono (3 tahun 6 bulan 12 hari). Terbaik dan tercepat dari Fakultas Ushuluddin diraih oleh Ahmad Midhar dengan IPK 3.59 (3 tahun 10 bulan 27 hari). Dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam diraih Dewi Luluk Azhariyah (IPK 3.68) dan tercepat atas nama Fatim Nurhasanah (3 tahun 11 bulan 25 hari).
Mahasiswa yang mahasantri selalu punya kebanggaan tersendiri. 14 wisudawan telah mengkhatamkan tahfidz Al Qur’an 30 Juz. Mereka menyandang predikat hafidz/ah, dan 4 di antaranya telah menyelesaikan Qiroah Sab’ah. 4 wisudawan memiliki prestasi non akademik, seperti juara 1 lomba pidato Nasional, Duta Favorit Pelajar NU Jawa Tengah di tahun 2019. Juga, juara 2 Qiroatul Kutub tingkat nasional.
Baca juga Honor Guru Yogya Masih Ada yang di Bawah Rp 500.000
Koordinator Kopertais Wilayah III Yogyakarta Prof. Dr. Phil Al Makin, M.A. menyampaikan turut berbahagia atas capaian IIQ An Nur selama ini. Maka dari itu, agar capaian itu terus dioptimalkan, para wisudawan harus meneladani sosok pendiri Pondok Pesantren An Nur, yakni almaghfurlahu KH. Nawawi. Beliau adalah sosok ulama pembelajar sejati, tidak kenal lelah, dan tidak pernah merasa usai untuk belajar, “Orang yang sukses adalah orang yang tidak pernah putus asa dan tidak berhenti belajar” tegasnya.
Ketua Yayasan Al Ma’had An Nur Yogyakarta KH. Yasin Nawawi mengingatkan kembali pentingnya memahami sejarah berdiri IIQ An Nur. Capaian kampus selama ini tidak terlepas dari kerjasama yang baik antara pihak kampus dengan pemerintah daerah. Melalui kerjasama tersebut, kampus ini menjadi bukti sebagai pelopor perguruan tinggi berbasis Al Qur’an dan kepesantrenan di Indonesia. Untuk itu, kerjasama dengan berbagai pihak harus terus dijalankan, baik dengan Pemda, Kopertais, maupun lembaga-lembaga terkait, dengan harapan IIQ An Nur ke depan segera menjadi universitas kebanggaan masyarakat luas, khususnya di wilayah Bantul dan sekitarnya.
Jangan Lewatkan Sekolah Swasta Hampir Mati, Nadiem Mempertahankannya
Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih merespon sambutan ketua Yayasan di atas. Ia menyampaikan bahwa pemeritah daerah terus berkomitmen menjalin kerjasama dengan IIQ An Nur Yogyakarta. Karena, kampus IIQ selama ini menjadi motor penggerak dan role model institusi kampus berbasis al Qur’an di Indonesia. “Dari kampus IIQ ini, akan tercipta manusia yang qur’ani, profesional, dan moderat. Karena santri plus (santri yang mahasiswa) pasti memiliki dasar hidup, yakni adab mendasari ilmu dan ilmu mendasari amal. Maka dari itu, para wisudawan harus terus memegang teguh nilai kepesantrenan, karena semakin hari, mereka semakin dibutuhkan oleh semua elemen masyarakat” imbuhnya. Prosesi wisuda memang menjadi tinta sejarah dalam mengabadiakn pengabdian akademik. (Sofi/MR)
1 komentar