Pesan Nabi Ismail sebelum Disembelih

Esai, Literasi653 Dilihat

KH. Heri Kuswanto

1) Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk menyembelih anak sulungnya, Ismail.

– QS As Saffat 102

يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ

Ibrahim pun mendatangi Ismail. Ia berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu.”

– Ismail  belia menjawab dengan penuh kesalehan dan keikhlasan.

يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.

Jangan Lewatkan Baca Juga: Hari Arafah dan Puasa Arafah, Bolehkah Berbeda?

2) Percakapan antara keduanya itu

– Adalah bentuk relasi ayah dan anak yang komunikatif dan demokratis. Suatu hal yang patut dicontoh dalam mendidik anak.

– Dari percakapan itu keduanya bersepakat untuk sama-sama berkurban.

– Ibrahim mengurbankan anak tercintanya, dan Ismail mengurbankan hidupnya.

3) Sebelum Nabi Ibrahim menyembelih putranya, Nabi Ismail berpesan pada ayahandanya. Pesan Nabi Ismail sebelum disembelih: “Ayah;

  1. hadapkan wajahku ke arah tanah, agar engkau tidak melihat wajahku, lalu ayah menjadi kasihan padaku.
  2. singkapkan baju ayah, agar tidak ternoda darahku, maka akan menjadi berkurang pahalaku dan khawatir terlihat ibu maka akan bersedih hatinya.
  3. tajamkan pedangnya dan segera sembelihlah, itu akan lebih mudah bagiku, karena kematian adalah suatu yang berat.
  4. bawa kembali pulang bajuku, agar ibu bisa mengenangku.
  5. sampaikan pesan kan pada ibu, katakan padanya, bersabarlah dalam menjalankan perintah Allah.
  6. jangan kabarkan pada ibu bagaimana ayah menyembelihku dan mengikatku.
  7. jangan ada anak-anak yang dekat pada ibu, jika ada anak yang seusiaku, janganlah lihat agar tidak terus menerus bersedih. Itulah pesanku wahai ayah”.
Baca Juga: Observasi: Penyuluhan Pentingnya Memilah Sampah

4) “Baiklah putraku”, jawab nabiyullah Ibrahim.

– Pedang Ibrahim pun mengayun tepat ke arah leher sang putra tercinta.

– Ketika pedang itu hampir tiba di leher Ismail, Allah berkehendak lain.

Bukanlah Ismail yang akhirnya tersembelih. “Dalam hitungan sekian nano detik, Ismail telah diangkat, dan diletakkanlah kambing sebagai ganti sekaligus sebagai tanda bahwa pengorbanan Ibrahim dan Ismail telah diterima Allah SWT,”

5) Qs. Ash-Saffat 108-109

سَلٰمٌ عَلَىٰٓ إِبْرٰهِيمَ وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِينَ

Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, yakni pada umat-umat yang datang setelahnya.

 

Foto Profil KH Heri Kuswanto Lintang SongoKH. Heri Kuswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo, A’wan Syuriah PWNU DIY sekaligus dosen IIQ An Nur Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *