Pengrajin Lurik Tlingsing Bersama LPPM UNY

Kabar, Sleman386 Dilihat

Yogya, ejogja.id – Tim Pengabdian Masyarakat dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNY melakukan pendampingan kepada masyarakat yang usaha tenun lurik di desa Tlingsing, Kecamatan Cawas Kelaten. Tim pengabdian masyarakat tersebut meliputi Dr. Kun Sri Budiasih, Prof Eli Roheati dan Dr Tony Wijaya SE. Pengrajin Lurik Tlingsing Bersama LPPM UNY, Berinovasi Bahan Ramah Lingkungan Siap Jual Hingga Mancanegara

Bentuk kegiatan LPPM UNY tersebut meliputi peningkatan produksi tenun lurik dengan pewarna alami dan inovasi pemasaran digital. Ini Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan penugasan dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemendikbud Riset dan Teknologi.

Berdasarkan penjelasan Kun Sri Budiasih, para pengrajin lurik di Desa Tlingsing tersebut mereka mulai berinovasi dengan karya lurik dan menggunakan pewarna alami. Artinya mereka kembali semangat dalam hal berkarya dengan melakukan pewarnaan alami. Pewarna yang merupakan warisan leluhur yang adi luhung ini mulai muncul dalam beberapa tahun lalu berkat usaha dari lembaga zakat.

Baca Juga Musik Tradisional Sejak PAUD

Beberapa penggerak usaha di kampung lurik ini memiliki komitmen terhadap usahanya untuk memperbanyak produk dengan pewarna alami. Komitmen tersebut berdasarkan kesadaran untuk lebih menjaga lingkungan dari bahaya polusi bahan sintetis yang sulit diurai oleh alam.

“Dari kegiatan ini telah tercipta sejumlah desain pewarna alami yang baru yang memiliki variasi lebih banyak, lebih cerah dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan warna-warna pilihan. Dengan adanya produk ini, pengrajin dapat fokus untuk mengembangkan lurik dengan pewarna alami dan memenuhi kebutuhan pasar pecinta produk olah kain ramah lingkungan,” jelas Kun Sri Budiasih.

Ada pun keberadaan lurik dan produk lain yang mengusung konsep ramah lingkungan memiliki pasar tersendiri. Penggemar kain berbahan serat alami dan pewarna alami sifatnya tersebar di berbagai daerah, tidak kerumunan alias berbasis komunitas dan organisasi. Mereka yang menyukai bahan serat alami dan pewarna alami memiliki pemahaman tersendiri dalam hal memilih bahan-abahan alami. Laiknya produk dengan pewarna alami. Selama ini dianggap berwarna kusam, kurang menarik, tatapi lain anggapan bagi pecinta produk ecolabel yang justru dinilai unik dan elegan.

Oleh karena itu, pengrajin lurik dengan pewarna alami beranggapan dan meyakini bahwa produk lirik akan berkembang dan akan menentukan pasarnya tersendiri. Dengan begitu, untuk dapat menembus pasar yang tersebar di seluruh Indonesia dan mancanegara dibutuhkan jaringan dan teknik pemasaran digital. Sebab itulah, dalam pelatihan PKM ini juga disampaikan pelatihan tentang manajemen usaha dan pemasaran digital. (Bigul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 komentar