Jogja, ejogja.id – Dalam rangka Menuju Satu Abad Tamansiswa, Kelompok Terpumpun mengadakan diskusi dengan tema “Pawiyatan Budi Pekerti Untuk Indonesia” pada Senin (23/08/2021) di Tirta Kencana Hotel & Garden Resto, Jalan Ringroad Timur. Pendidikan budi pekerti Tamansiswa diharapkan melahirkan pemimpin berakhlak mulia.
Dengan adanya acara tersebut diharapkan tidak sekadar untuk mencerdaskan kehidupan Perguruan Nasional Tamansiswa, tetapi untuk mencerdaskan bangsa. Lebih-lebih karena Ki Hadjar Dewantara merupakan tokoh sentral pendidikan yang merumuskan konsep pendidikan yang bernilai kebangsaan dan keluhuran budi.
“Pendidikan dengan budi pekerti yang luhur akan melahirkan calon-calon generasi yang cerdas, berakhlak mulia. Juga, ia akan berkepribadian Indonesia,” terang Pembina Paguyuban Keluarga Besar Tamansiswa Ki HM Idham Samawi saat membuka acara diskusi.
Dijelaskan juga bahwa leluhur bangsa Indonesia dikenal sebagai leluhur yang berperadaban tinggi. Hal tersebut bisa dilihat sejak masa kerajaan Sriwijaya di abad ke-7 dan Majapahit di abad ke 13-14. Selain berperadaban yang tinggi juga dua kerajaan tersebut juga dikenal dengan dua kerajaan besar dengan kekuasaan yang luas.
“Pendidikan dengan nilai-nilai luhur dan budi pekerti yang diajarkan di Tamansiswa harus kita pelihara dan dipertahankan”, tegas Anggota DPR RI tersebut.
Baca Juga Menemukan Allah
Selanjutnya dijelaskan bahwa Indonesia sebagai negara yang kaya raya sempat tergadaikan dan salah Kelola. Namun saat ini, kekayaan-kekayaan atau aset-aset asing yang sempat dikuasai asing sudah kembali dan dinasionalisasi.
“Dengan kedaulatan dan kekayaan alam yang bisa dikelola kita sendiri melalui SDM yang mumpuni dan pemimpin cerdas berakhlak mulia untuk kepentingan bangsa dan negara, maka pendapatan negara APBN dalam setahun dapat mencapai RP 8.000 Triliun. Dana tersebut bisa untuk belanja pendidikan dan pertahanan”, tegasnya.
Dalam acara diskusi tersebut, FGD (Forum Group Discussion) dengan tema “Pawiyatan Budi Pekerti”, yang didampingi Institut Kahade dan Buletin Neng Ning Nung Nang menghadirkan pemateri sebagai berikut: Ki Sutikno (Pemerhati Pendidikan), Prof. Suwardi Endraswara (Budayawan dan dosen UNY). Dihadiri juga oleh Drs. Suherman MPd (Wakil Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY), Ibu Tri (Perwakilan dari Paniradya Pati DIY) dan peserta lainnya.
“Pendidikan budi pekerti tidak hanya dikembangkan di sekolah saja, melainkan juga di dalam keluarga, masyarakat, dan berbagai kegiatan yang diikuti anak didik, seperti kesenian, dan lain sebagainya”, tutur Ketua Panitia Odi Shalahuddin. (Bigul)