Ngaji Kahanan

Esai, Literasi1959 Dilihat

Ngaji Kahanan

Rina Ariska

Ngaji kahanan, berasal dari bahasa Jawa yang artinya belajar dari keadaan (alam sekitar). Tidak semua pelajaran kita dapat dari sekolah atau lembaga formal saja, akan tetapi bisa kita dapat dari lembaga non formal dan keadaan alam sekitar. Dari pengalaman saya mengelilingi dunia maya dan sebagian dunia nyata, saya mendapatkan beberapa pelajaran dan pengetahuan baru betapa pentingnya “ngaji kahanan” ini.

Jangan Skip: Dakwah dengan Cara Konfrontasi hanya Menghancurkan | Filsafat Pendiidkan 

Selepas salat Subuh, ibu Nyai Lilik Nur Kholida di suatu waktu sedikit menceritakan kisah tentang seseorang yang mati syahid dunia dan akhirat. Ia menceritakan tentang kisah tenggelamnya Emeril Khan yang biasa disebut Eril. Eril merupakan putra Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat). Dari berbagai informasi di masyarakat, Eril ini meninggal dalam keadaan yang sangat diidam-idamkan banyak orang. Karena, ia termasuk meninggal dalam keadaan syahid, yaitu tenggelam terbawa arus sungai di saat yang sama sedang dalam pencarian ilmu pengetahuan.

Tanpa diduga-duga, dan atas kuasa Allah SWT, banyak sekali orang yang mendoakan dan bersimpati atas hilangnya Eril. Simpati ini bukan hanya datang dari masyarakat Indonesia saja melainkan sampai datang Mancanegara. Walau mereka semua awalnya mengharapkan agar Eril cepat ditemukan dan kembali dalam keadaan selamat. Tetepi Allah berkehendak lain, setelah satu minggu pencarian dan belum membuahkan hasil, akhirnya pihak keluarga menyatakan bahwa saudara Eril telah meninggal dunia. Sejak saat itu ribuan orang berbondong-bondong untuk melayat ke rumah duka serta melaksanakan salat gaib.

Atas izin Allah pula, setelah kurang lebih dua minggu, ada kabar bahwa jasad Eril telah ditemukan guru SD di Swiss. Subhanallah, jasad Eril masih utuh dan dalam keadaan senyum. Selanjutnya, jasad Eril dipulangkan ke Indonesia untuk segera dimakamkan dengan layak. Semua orang kembali berbondong-bondong melayat untuk penghormatan yang terakhir kalinya.

Baca Juga: KASIH SAYANG ORANG TUA KEPADA ANAK-ANAK

Setelah kematiannya itu, banyak sekali kebaikan-kebaikan yang satu persatu mulai nampak dan banyak kesaksian muncul dari orang-orang yang mengetahui kebaikan sosok Eril ini. Titik inilah bukti kebesaran Allah. Semakin disembunyikan suatu kebaikan, maka akan semakin besar pula balasan yang akan didapatkan.

Hal yang dapat diambil dari hikmah pelajaran dari kejadian Eril ini adalah belajar teori saja tanpa memperdulikan lingkungan sekitar. Juga, kita bersosialisasi belum tentu menjadikan derajat kita menjadi tinggi. Walapun setinggi apapun jabatan yang kita peroleh di dunia (jika kurang memperhatikan keadaan sekitar), maka akan berakibat buruk bagi dirinya dan lingkungan sosialnya. Karena sejatinya jabatan yang diperoleh di dunia ini hanyalah sebuah lampiran dan titipan saja. Sewaktu-waktu jabatan dapat diambil kapan saja oleh Yang Maha Kuasa. Artinya, sebuah kepastian bahwa semua makhluk di hadapan Allah itu sama, yang menbedakan hanyalah amal shaleh yang telah kita perbuat di alam dunia ini demi bekal di alam kekal di sana.

Rina Ariska, Mahasiswi Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *