Mengubah Sampah Menjadi Rupiah, Ini Gerakan KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Kabar, Nasional957 Dilihat
Mengubah Sampah Menjadi Rupiah, Ini Gerakan KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ejogja
Foto bersama Bappeda Kuningan beserta Pak Ulis dan Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dokumen Pribadi

Kuningan, ejogja.id – Permasalahan sampah di Desa Tugumulya kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan perlahan terselesaikan dengan adanya program BSU (Bank Sampah Umum). Program ini, diketuai oleh Pak Ulis yaitu selaku pencetus BSU dan menjabat sebagai sekretaris desa. Setiap harinya warga desa menyetorkan sampah mereka berupa sampah rumah tangga, plastik, bekas botol minuman, dan sampah lainnya ke kantor BSU yang terletak di SDN 2 Tugumulya.

Jangan Skip: Bajingan, Andre: Rocky Ditangkap dan Diadili

Program tersebut bertujuan untuk mengubah kebiasaan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, yang nantinya akan menjadi kebiasaan masyarakat untuk bisa mengetahui bahwa sampah-sampah dari plastik, dapur, dan lainnya itu bisa didaur ulang lagi menjadi sebuah kerajinan tangan maupun lainnya.

“Program BSU ini merupakan salah satu program unggulan kami yang sebelumnya sudah ada, namun program ini sudah lama tidak beroperasi. Sehingga kami dan teman-teman KKN mencoba kembali mengaktifkan struktur administrator dan penggerak awal dari BSU ini” tutur Ienas selaku ketua kelompok KKN 111 UIN Sunan Kalijaga.

Alasan menempatkan BSU di sekolah, karena keinginan pak Ulis untuk meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap sampah di sekitar mereka dan mengajarkan tentang kesadaran akan sampah sejak dini. Dengan memberikan kesadaran kepada anak-anak, diharapkan akan meningkatkan kesadaran bagi para orang tua pula untuk tidak membuang sampah rumah tangga  di kebun dan lebih memilih bersama-sama melestarikan lingkungan melalui program ini. “Tujuannya yaitu menekankan kesadaran warga tentang sampah dan kebersihan lingkungan agar mereka tidak membuang sampah sembarangan lagi” tutur Pak Ulis.

Sistem menyetorkan sampah-sampah di BSU oleh warga, yang kemudian akan di timbang dan pendataan sistem administrasi secara simultan dan parsial dengan buku tabungan. Sampah-sampah tersebut kemudian akan dikonversikan ke rupiah berdasarkan hasil timbangan dan tipe sampahnya. Rupiah dari pengumpulan sampah yang telah terkumpul dapat ditukarkan dengan seragam sekolah, makanan ringan, PBB (pajak bumi dan bangunan), dan juga uang.

Nikmati: Terapi Lemah Syahwat dengan Musik

Sampah-sampah yang telah terkumpul nantinya akan diolah kembali menjadi berbagai barang yang memiliki nilai jual seperti kesenian lukisan, paving block, perkembangbiakan magot (belatung), dan juga ecobrick. Barang-barang tersebut diolah sendiri oleh pak Ulis dan dibantu penduduk setempat serta anak-anak SD.

Mengubah Sampah Menjadi Rupiah, Ini Gerakan KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sedang berdiskusi mengenai sampah dan ekonomi sirkular. Dokumen Pribadi

“Saya ingin membuat ekonomi sirkular di Desa Tugumulya ini, yaitu dari warga kembali ke warga dan dari desa kembali ke desa” papar pak Ulis. Antusiasme warga ternyata sangat baik tentang adanya BSU ini dan mereka setiap pagi berbondong-bondong untuk menyetorkan sampah dari rumah masing-masing. “Kenapa ngga dari dulu ya neng saya mulainya, jadi ngerasain sendiri manfaatnya sampah juga jelas bakal dikemanain nanti (daur ulang menjadi produk)” tanggapan yang sangat baik dari salah satu wali murid.

Dengan berjalannya lagi program BSU tersebut, kebiasaan masyarakat lambat laun mulai berubah untuk mencoba mengubah sampah yang semulanya tidak memiliki nilai harga jual menjadi suatu barang yang memiliki nilai mata jual. Juga menjadi salah satu upaya untuk mengurangi permasalahan pemanasan global, yang salah satunya disebabkan oleh menumpuknya sampah-sampah yang terjadi di berbagai tempat. Padahal sampah merupakan salah satu penyumbang dari efek emisi gas rumah kaca, yang pada akhirnya akan memperburuk terhadap perubahan iklim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *