KH. Heri Kuswanto
Surga diliputi perkara yang dibenci jiwa, neraka diliputi perkara yang disukai nafsu. HR. Muslim, At-Tirmidzi ‘dan Ahmad
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ ».
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
– Surga itu terliputi hal-hal yang tidak menyenangkan, dan
– Neraka itu terliputi hal-hal yang menyenangkan.
Jangan Lewatkan: Sombong? Tidak Usah Berharap Masuk Surga
1- Maksud sabda Nabi bahwa, neraka itu terliputi hal-hal yang menyenangkan nafsu syahwat ialah bahwa jalan menuju neraka itu penuh dengan hal-hal yang syahwat sukai.
2- Nafsu syahwat ada dua, syahwat faroj (kemaluan) dan buthun (perut).
Nafsu syahwat faroj seperti: zina, homoseks, dan lain-lain.
Nafsu syahwat buthun seperti:
korupsi, mengurangi takaran dan timbangan.
nafsu syahwat sangat menyukai semuanya.
Jangan Lewatkan: Dosa dan Ampunan
3- Ketika seorang hamba melakukan hal2 itu semua demi mengikuti hawa nafsu dan menyenangkan jiwanya yang dilarang oleh agama, maka ia pun terancam untuk masuk ke dalam api Neraka.
4- Sedangkan sabda Nabi (hal-hal yang tidak menyenangkan biasanya mengelilingi surga). Maksudnya, bahwa jalan menuju surga itu penuh rintangan-rintangan dan amalan-amalan yang jiwa manusia tidak suka. Karena, ini bertentangan dengan hawa nafsu. Seperti perintah mendirikan salat 5 waktu, menunaikan zakat, infak, sedekah, puasa, berjihad di jalan Allah, kewajiban menuntut ilmu agama, menutup aurat, meninggalkan zina, judi, mabuk, korupsi, dan dosa-dosa lainnya.
KH. Heri Kuswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo, A’wan Syuriah PWNU DIY sekaligus dosen IIQ An Nur Yogyakarta.
1 komentar