Yogya, ejogja.id – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta akan melakukan berbagai survei kesiapan PTM bagi PTS dan PTN. Agenda tersebut dimaksudkan untuk memastikan kesiapan penerapan protokol kesehatan (Prokes) di berbagai perguruan tinggi (PT). Dalam rangka untuk melangsungkan perkuliahan tatap muka (PTM) tanpa kendala apa pun.
Adapun agenda survey tersebut akan digelar pada semester ganap tahun depan. Bila berdasarkan dengan apa yang disampaikan oleh Plt Kepala LLDikti Wilayah V, Bhima Widyo Andoko bahwa survei tersebut sangat penting. Tentu karena keberadaan mahasiswa sangat penting bagi DIY. Mahasiswa di seluruh kampus begitu penting kepada DIY karena mereka merupakan salah satu tulang punggung perekonomian DIY itu sendiri.
“Bersama dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) DIY, LLDikti berencana mensurvey kembali kesiapan penerapan protokol kesehatan seluruh kampus. Survey semester genap atau dua, pada tahun depan ini melihat apakah kampus layak menggelar PTM,” tutur Plt Kepala LLDikti Wilayah V, Bhima Widyo Andoko usai menghadiri peluncuran Universitas SiberMu di Gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu, (6/10/2021).
Perlu diketahui bahwa dengan adanya survey tersebut selain untuk memastikan kesiapan setiap PTS dan PTN dalam menerapkan prokes. Juga agenda survei tersebut dilaksanakan untuk mengevaluasi vaksinasi bagi seluruh mahasiswa dan unit perguruan tinggi. “Jika 80 persen tenaga pengajar dan mahasiswa sudah tervaksin, maka itu memperbesar peluang PTM,” tambahnya.
Baca Juga ANBK Diharapkan Berjalan Lancar, Forpi Lakukan Pantauan
Plt Kepala LLDikti Wilayah V, Bhima Widyo Andoko menambahkan survey serupa pernah dilakukan April lalu. Hasil survei enam bulan lalu menggambarkan secara keseluruhan sarana dan prasarana PT di DIY untuk menggelar PTM siap. Namun karena melonjaknya angka keterpaparan Covid-19 maka kebijakan mengelar PTM ditunda. Bahkan saat itu angka vaksinasi bagi tenaga pengajar dan mahasiswa masih berkisar 52 persen.
“Survey saat itu juga menyebutkan, sebagian kampus menghendaki meminta metode pembelajaran dilakukan secara bauran, dalam jaringan (Daring) maupun luar jaringan (Luring). Sehingga 75 : 25 ,” tambahnya. (Bigul)