Lebaran Terkenang Keluarga Tercinta

Esai, Literasi224 Dilihat

Lebaran terkenang keluarga tercinta: Hadiah terbaik untuk yang telah tiada.

KH. Heri Kuswanto

1) Nasihat orang tua kepada anaknya

– Untuk selalu mendoakan kepada keluarga atau famili atau orang saleh yang telah meninggal dunia adalah hal yang sangat baik.

– Hal itu merupakan salah satu bukti bakti kita kepada mereka yang telah mendahului kita.

Jangan Lewatkan Baca Juga: Memasuki Api Cinta

2) Orang yang hidup memberikan hadiah kepada yang masih hidup dengan hadiah material adalah hal biasa.

–   Apa yang dapat kita berikan kepada orang-orang yang telah mendahului kita? Tentu yang dapat kita berikan bukanlah materi.

– Doa dan permohonan ampunan (istighfar) lah  yang paling layak untuk dihadiahkan kepada orang-orang yang telah meninggal dunia.

3) Syekh Nawawi Banten dalam Kitab  Nihayatuz Zain:

 هَدَايَا الْأَحْيَاءِ لِلْأَمْوَاتِ الدُّعَاءُ وَالْإِسْتِغْفَارُ

Hadiah orang-orang yang masih hidup kepada orang-orang yang telah meninggal dunia adalah doa dan memintakan ampunan kepada Allah (istighfar) kepada mereka.

. رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ مَا الْمَيِّتُ فِي قَبْرِهِ إِلَّا كَالْغَريقِ الْمُغَوَّثِ-بِفَتْحِ الْوَاوِ الْمُشَدَّدَةِ أَيْ الطَّالِبِ لِأَنْ يُغَاثَ-يَنْتَظِرُ دَعْوَةً تَلْحُقُهُ مِنِ ابْنِهِ أَوْ أَخِيهِ أَوْ صَدِيقٍ لَهُ فَإِذَا لَحِقَتْهُ كَانَتْ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda, ‘Tidak ada mayit yang berada dalam kuburnya kecuali ia seperti orang tenggelam yang meminta pertolongan—kal ghariqil mughawwats dengan diharakati fathah pada huruf wawunya yang bertasdid, yaitu orang yang meminta pertolongan—ia menunggu setetes doa yang yang dikirimkan anaknya, saudara, atau temannya. Karenanya ketika ia mendapatkan doa, maka hal itu lebih ia sukai dibanding dunia dengan seluruh isinya.

Baca Juga: Di Masjid, Lapangan, Happy Eid Mubarak, Happīīdomubaraku

 

Foto Profil KH Heri Kuswanto Lintang SongoKH. Heri Kuswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo, A’wan Syuriah PWNU DIY sekaligus dosen IIQ An Nur Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar