Jogja, ejogja.id – Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY menyatakan sikap terkait adanya siswa SD Negeri 1 Panggang, Gunung Kidul yang dinyatakan positif Covid-19. Siswa yang terpapar Covid-19 tersebut menjadi perhatian bersama dan berdampak pada aktivitas Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Di sekolah yang bersangkutan harus dihentikan sementara. Kasus Covid-19 Gunungkidul jadi bahan evaluasi PTM.
Menurut penjelasan kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Didik Wardaya bahwa pelaksanaan PTM terbatas. Khususnya, jenjang SMA/SMK berlangsung secara lancar, dengan adanya kasus siswa yang terpapat tersebut dinyatakan akan dijadikan bahan evaluasi bersama.
“Guna mengantisipasi munculnya kasus baru atau klaster di lingkungan sekolah, Disdikpora DIY akan berkoordinasi dengan kabupaten/kota guna memastikan penegakkan Prokes. Karena seperti yang tertuang dalam aturan selain penegakkan Prokes. Salah satu syarat dari pelaksanaan PTM adalah siswa dan gurunya 80 persen harus sudah divaksin,” kata Didik Wardaya, Kepala Disdikpora DIY, Sabtu (25/9/2021).
Kepala Disdikpora juga berusaha untuk meluruskan pemberitaan yang beredar dan menyatakan adanya 41 klaster Covid-19 di lingkungan sekolah DIY. Berdasarkan penjelasan Didik, selaku Kepala Disdikpora bahwa pemberitaan tersebut berdasarkan data yang diakumulasi sejak adanya pandemi Covid-19 sejak tahun 2020.
Jangan lewatkan Ditemukan Siswa Positif Covid-19, Sekolah Belum Siap PTM
“Jadi bukan disebabkan oleh PTM yang baru dilaksanakan akhir-akhir ini,” tegas Didik. Perlu diketahui bahwa sekolah yang melaksanakan PTM telah memenuhi segala persyaratan dan disesuaikan dengan isi surat dalam Surat Edaran Gubernur Nomor 420/19096 tentang Kebijakan Pendidikan pada Masa PPKM Level 3 untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Pendidikan DIY.
Sedangkan isi dalam Surat Edaran tersebut menjelaskan, bahwa pelaksanaan PTM bisa dilaksanakan bila warga sekolah sudah divaksin. Guru, siswa, dan kesemuanya dalam tenaga pendidikan telah dilakukan vaksinasi hingga mencapai 80 persen. Dengan begitu, menurut penjelasan Didik Wardaya, pembelajaran PTM hanya terbatas dilakukan dengan memadukan PJJ dan PTM atau blended learning dengan memprioritaskan keselamatan dan kesehatan semua elemin pendidikan.
“Saat ini sekolah masih penilaian tengah semester (PTS) dan asesmen nasional. Jadi mayoritas SMA/SMK memilih melaksanakan PTM pada 4 Oktober 2021 mendatang,”terangnya. (Bigul)