KH. Heri Kuswato
1) HR Al-Bukhari
عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ
Abu Musa Al-Asy’ari meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, “Persamaan seseorang yang mengingat Tuhannya dan seseorang yang tidak mengingatnya adalah seperti orang hidup dan mati.
2) Mengapa hidup tanpa dzikir ibarat telah mati karena Rasul SAW menegaskan bahwa:
– Orang yang enggan berdzikir atau dzikirnya sedikit dianggap telah mati.
– Dzikir adalah denyut kehidupan seorang mukmin.
– Semoga kita membiasakan berdzikir mengingat Allah dimanapun dan kapanpun.
Jangan Lewatkan Baca Juga: Etika Berdzikir dan Berdoa
3) Rasulullah SAW bersabda:
– “Barang siapa tidak mengingat Allah swt walau pun ia hidup, maka keadaannya tidak berbeda dengan orang yang mati, kehidupannya adalah sia-sia.”
– Seorang pujangga berbangsa Persia berkata: “Kehidupanku kini bukanlah kehidupan yang hakiki, kehidupan yang hakiki adalah jika seseorang dapat mencintai kekasihnya.”
Dengarkan: Murattal Anak Al Fatihah dan Surat Pendek Animasi Hewan
4) Al Hakim dan Tirmidzi radhiyallahu anhuma berkata:
– “Dzikrullah itu melembutkan hati.
– Hati yang kosong dari dzikrullah akan menyebabkan hawa nafsu bergejolak, dan syahwat akan terbakar, sehingga hatinya menjadi keras, dan anggota-anggota badan lainnya turut menjadi keras. Ini menjadi bahwa hidup tanpa dzikir ibarat telah mati.
– Dia tidak akan lagi taat kepada Allah SWT.
– Jika anggota-anggota badan itu ditarik (untuk di perbaiki), maka pasti akan patah, seperti kayu yang kering yang tidak dapat bengkok, kecuali apabila dipotong atau dibakar.”
Murattal Anak dengan Animasi Transportasi: al Qariah, al Adiyat, Zalzalah, Bayyinah, al Qadr, al Alaq
KH. Heri Kuswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo, A’wan Syuriah PWNU DIY sekaligus dosen IIQ An Nur Yogyakarta.
1 komentar